Sumber: Forbes | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. San Miguel Corporation (SMC), perusahaan konglomerat terkemuka di Filipina yang dikenal dengan merek bir San Miguel yang berusia lebih dari satu abad, kini tengah mengalami transformasi besar di bawah kepemimpinan Ramon Ang.
Di bawah arahan strategisnya, SMC tidak lagi hanya berfokus pada bisnis makanan dan minuman, tetapi juga secara agresif memperluas portofolio bisnisnya ke sektor infrastruktur.
Sejarah dan Transformasi San Miguel Corporation
San Miguel Corporation didirikan pada tahun 1890 oleh Enrique Maria Barretto sebagai sebuah pabrik bir di Manila. Selama beberapa dekade, SMC tumbuh menjadi perusahaan multinasional dengan bisnis yang mencakup makanan, minuman, dan kemasan.
Namun, transformasi besar terjadi ketika Ramon Ang bergabung dengan perusahaan pada tahun 1998 sebagai Wakil Ketua. Ang, dengan visi yang kuat, mengarahkan SMC untuk melakukan diversifikasi bisnis ke sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan Filipina.
Pada tahun 2009, SMC memulai proyek jalan tol dan pembangkit listrik pertama mereka, yang menandai awal dari ekspansi besar-besaran perusahaan ke sektor infrastruktur.
Dalam waktu lebih dari satu dekade, SMC telah menjadi operator jalan tol terbesar di Filipina, dengan rencana ambisius untuk membangun lebih dari 1.100 kilometer jalan tol baru yang menghubungkan Metro Manila dengan provinsi-provinsi terpencil.
Baca Juga: Filipina Marah Atas Tindakan China yang Berbahaya di Laut China Selatan
Proyek Infrastruktur Besar: Memperkuat Ekonomi Filipina
San Miguel Corporation saat ini memiliki portofolio proyek infrastruktur yang sangat luas, mulai dari pembangunan jalan tol, bandara, hingga pembangkit listrik. Proyek-proyek ini bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Filipina secara keseluruhan.
Salah satu proyek infrastruktur paling ambisius dari SMC adalah pembangunan Bandara Bulacan, yang diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun 2028. Bandara ini dirancang untuk menangani hingga 100 juta penumpang per tahun dan akan menjadi gerbang utama internasional yang baru bagi Filipina.
Proyek ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas angkutan udara negara ini, tetapi juga diharapkan akan menarik investasi asing dan meningkatkan sektor pariwisata.
Selain di sektor transportasi, SMC juga terlibat dalam proyek-proyek besar di sektor energi. Perusahaan ini telah mengumumkan rencana untuk membangun fasilitas gas alam cair (LNG) senilai US$3,3 miliar di provinsi Batangas.
Fasilitas ini akan menambah 2.500 megawatt kapasitas terpasang listrik di Filipina, yang diharapkan dapat mengurangi biaya listrik dan memastikan pasokan energi yang lebih andal dan ramah lingkungan.
Investasi besar lainnya adalah dalam pembangunan jaringan jalan tol dan rel kereta api. SMC telah merencanakan pembangunan 1.100 kilometer jalan tol baru dalam lima tahun ke depan, yang akan menghubungkan Metro Manila dengan provinsi-provinsi yang lebih jauh.
Selain itu, proyek kereta komuter MRT-7 senilai 77 miliar peso yang sedang dibangun oleh SMC akan menghubungkan provinsi Bulacan dengan Quezon City, meningkatkan aksesibilitas dan mengurangi kemacetan lalu lintas di ibu kota.
Baca Juga: PDB Filipina pada Kuartal II 2024 Naik 6,3% (YoY), Sedikit di Atas Perkiraan
Tantangan Keuangan dan Strategi Pembiayaan
Transformasi besar-besaran SMC ke sektor infrastruktur telah menimbulkan kekhawatiran investor terkait meningkatnya beban utang perusahaan. Pada tahun 2023, SMC memiliki total utang sebesar 1,5 triliun peso, menjadikannya perusahaan dengan utang terbesar di Filipina.
Meskipun demikian, Ramon Ang tetap optimis dan menegaskan bahwa perusahaan memiliki kapasitas finansial untuk mendukung semua proyek ini.
SMC telah mengadopsi pendekatan pembiayaan yang hati-hati, dengan memanfaatkan arus kas dari bisnis makanan dan minumannya yang sudah mapan untuk mendanai ekspansi ke sektor-sektor baru.
Ang menargetkan untuk menggandakan EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) perusahaan menjadi 411,8 miliar peso pada tahun 2028, dengan infrastruktur diharapkan menyumbang 27% dari EBITDA tersebut.
Bagi Ramon Ang, transformasi SMC lebih dari sekadar pencapaian bisnis. Ia melihat ini sebagai kesempatan untuk meninggalkan warisan yang abadi bagi bangsa Filipina.
Dengan berinvestasi dalam infrastruktur dasar seperti jalan tol, bandara, dan pembangkit listrik, SMC tidak hanya meningkatkan daya saing ekonomi Filipina, tetapi juga membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Ramon Ang juga telah mempersiapkan generasi berikutnya untuk mengambil alih tongkat estafet. Anaknya, John Paul Ang, telah ditunjuk sebagai Presiden dan Chief Operating Officer untuk membantu mengelola perusahaan.
Meskipun demikian, Ramon Ang tetap berperan aktif dalam mengarahkan perusahaan dan berencana untuk terus memimpin hingga proyek-proyek infrastruktur besar, termasuk dua bandara baru, selesai dibangun.