Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. China menolak langkah Moody's yang hari ini (24/5) memangkas peringkat utangnya. Menurut China, Moody's terlalu membesar-besarkan masalah dalam ekonomi dan meremehkan agenda reformasi pemerintah China.
Dalam pernyataannya, Menteri Keuangan China menuding agensi peringkat internasional tersebut menggunakan metodologi yang tidak sesuai atas keputusan peringkat surat utang lokal jangka panjang dan mata uang asing dari Aa3 menjadi A1.
"Pandangan Moody's bahwa utang non-finansial China akan melonjak tajam dan pemerintah harus terus mempertahankan pertumbuhan via kebijakan stimulus terlalu melebih-lebihkan kesulitan yang dihadapi oleh perekonomian China," demikian pernyataan resmi Menkeu China seperti yang dikutip dari Reuters.
Dia juga menambahkan, langkah tersebut meremehkan kemampuan pemerintah China dalam melakukan reformasi struktural dan memperluas permintaan agregat secara tepat.
Sebelumnya, Moody's mengungkapkan pemangkasan rating ini merefleksikan prediksi bahwa kekuatan finansial China akan semakin berkurang dalam beberapa tahun ke depan.
Penurunan sebanyak satu notch ini merupakan kali pertama yang dilakukan Moody's atas peringkat utang China selama hampir 30 tahun. Terakhir kali, Moody's memangkas peringkat utang China pada 1989 silam.
Beberapa hal yang menjadi alasan Moody's adalah langkah ambisius agenda reformasi China, yang ditargetkan akan membawa perekonomian Negeri Panda ini dari ketergantungan manufaktur menuju perekonomian yang berlandaskan sektor jasa.
Moody's berpendapat, target ini akan menyebabkan perekonomian China memiliki tingkat utang yang sangat besar.
Meskipun peringkat utang yang baru ini akan meningkatkan biaya pinjaman bagi pemerintah China, namun masih tetap dalam range investment grade.