Reporter: Agustinus Respati | Editor: Tendi Mahadi
Pendukung utama dari gerakan ini mengatakan, perbankan akan mengalihkan portofolio pinjaman mereka jauh dari aset intensif karbon dan mengalihkan modal ke industri yang lebih ramah lingkungan.
Para kritikus berpendapat bahwa bank-bank harus secara eksplisit berkomitmen untuk menghapuskan pembiayaan untuk proyek-proyek bahan bakar fosil dan agribisnis yang mendorong deforestasi di Amazon, Asia Tenggara, dan wilayah lainnya.
Meskipun inisiatif ini bersifat sukarela, Dettling mengatakan bahwa pemberi pinjaman akan enggan menerima risiko reputasi kehilangan status penandatanganan mereka.
Baca Juga: Inggris yakin bahwa Iran ada di balik serangan pada fasilias Aramco
"Pada akhirnya, bank-bank yang tidak sejalan dengan komitmen mereka dan tidak membuat kemajuan dapat dilucuti dari status penandatanganan ini," kata Dettling.
Bank-bank di Eropa juga menghadapi tekanan peraturan yang sama. Perbankan di sana mendapat tekanan terhadap dampak potensial terkait iklim dan transisi ke energi yang rendah karbon pada aset mereka.
Sebagai informasi, perbankan lain yang bergabung dalam responsible banking antara lain Bank Danske, ABN Amro, BNP Paribas, Commerzbank, Lloyds Banking Group dan Societe Generale.