kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ratusan ribu orang di seluruh dunia dipasung karena alami gangguan mental


Rabu, 07 Oktober 2020 / 04:52 WIB
Ratusan ribu orang di seluruh dunia dipasung karena alami gangguan mental
ILUSTRASI. Ratusan ribu orang di dunia dipasung karena alami gangguan mental. Masih banyak masyarakat yang percaya bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh sihir.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KENYA. Human Rights Watch pada hari Selasa (6/10) mengumumkan bahwa ratusan ribu orang dengan gangguan mental terpaksa dipasung di sekitar 60 negara.

Reuters melaporkan, ratusan ribu orang di antaranya berasal dari kalangan berbeda, termasuk wanita dan anak-anak. Tanpa dukungan atau kesadaran kesehatan mental, keluarga atau institusi sering memasung para penderita gangguan mental tersebut.

Human Rights Watch menemukan fakta bahwa orang-orang tersebut ditinggalkan di satu ruang kecil. Mereka tidur, makan, bahkan buang air di satu ruangan yang sama dengan perhatian seadanya.

Baca Juga: Berkah pandemi COVID-19, pemuda tunawisma di Kenya menjelma jadi bintang R&B populer

Hari ini, tanggal 10 Oktober 2020, diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Laporan Human Rights Watch mendokumentasikan melalui hampir 800 wawancara tentang bagaimana penyandang disabilitas psikososial di negara-negara seperti Cina, Nigeria dan Meksiko dapat hidup terbelenggu selama bertahun-tahun.

Banyak dari mereka bahkan dirantai di pohon, dikunci di sebuah kandang khusus, bahkan dibiarkan di dalam kandang untuk hewan.

"Kami telah menemukan praktik belenggu lintas agama, strata sosial, kelas ekonomi, budaya, dan kelompok etnis. Ini adalah praktik yang ada di seluruh dunia," ungkap Kriti Sharma, peneliti senior hak disabilitas di Human Rights Watch, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Angka kematian akibat virus corona yang kecil di Afrika buat peneliti kebingungan

Badan pengawas HAM tersebut juga mencatat bahwa kepercayaan di banyak negara melihat kondisi gangguan mental sebagai akibat dari sihir, dirasuki roh halus, atau kutukan karena telah melakukan dosa tertentu.

Kepercayaan pada hal-hal semacam itu yang telah mengakar di masyarakat membuat praktik pemasungan ini semakin sulit untuk diberantas.

Tahun lalu, penggerebekan pihak berwenang Nigeria di pusat rehabilitasi Islam untuk menjadi perbincangan global. Dalam pusat rehabilitasi untuk gangguan mental dan kecanduan obat-obatan tersebut, para penghuni dipasung, dibiarkan telanjang, dipukuli, bahkan dilecehkan secara seksual.

"Pusat-pusat yang dikelola negara dan swasta serta lembaga pengobatan tradisional dan keagamaan, para pengurus menolak pemberian makanan dari orang, memaksakan obat-obatan dan pengobatan herbal pada mereka, dan melakukan kekerasan fisik dan seksual," ungkap Human Rights Watch.

Pengawas mengatakan keluarga sering membelenggu orang yang mereka cintai karena takut mereka akan melarikan diri dan menyakiti diri sendiri atau orang lain. Di banyak negara, praktik seperti ini adalah bisnis yang sangat menguntungkan. 

Selanjutnya: Daftar 5 Negara termiskin di dunia tahun 2020, semua ada di benua Afrika




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×