Reporter: Rika Theo, Reuters |
LONDON. Royal Bank of Scotland (RBS) membenarkan bahwa telah memecat sejumlah karyawan yang bersalah terkait dugaan manipulasi Libor. Sampai saat ini, RBS masih dalam proses investigasi regulator.
“Libor masih dalam agenda kami. Ini menjadi peringatan bahwa kerusakan akibat pelanggaran individu serta ketidaksempurnaan sistem dan kontrol dapat mempengaruhi reputasi dan keuangan bank,” kata Chief Executive Stephen Hester dalam laporan semester I perusahaan.
RBS berkata pihaknya sedang bekerja sama dengan pemerintah dan regulator dalam investigasi skandal Libor.
Bulan lalu, sumber Reuters mengungkapkan bahwa RBS memecat empat trader karena masalah ini. Dalam data baru dari dokumen pengadilan, terungkap bahwa sekumpulan trader yang bekerja di tiga bank besar Eropa, termasuk RBS, terlibat memanipulasi bunga acuan pinjaman antarbank itu.
Hari ini RBS menyatakan pihaknya sedang dalam investigasi dari sejumlah regulator di Inggris, Jepang, dan Amerika Serikat, juga oleh otoritas persaingan usaha di Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada.
Namun, RBS berkata masih tak mungkin untuk mengukur dampak investigasi, termasuk jumlah denda yang akan ditanggungnya. Bulan, Barclays Plc terkena denda US$ 453 juta oleh regulator Inggris dan AS.
Peristiwa ini tak ayal menambah tekanan bagi Hester yang terpilih sebagai CEO empat tahun lalu. Ia mendapat tugas berat untuk membangun kembali sekaligus memulihkan reputasi RBS setelah bank itu menerima bail out di saat krisis 2008.
Pemerintah Inggris kini memiliki 82% saham RBS. Pada semester I lalu, RBS mencatatkan laba operasi 1,83 miliar pound, turun dari 1,97 miliar pound setahun lalu.