Sumber: Mirror.co.uk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perhelatan Ballon d'Or 2024, gelandang Manchester City, Rodri, berhasil meraih penghargaan bergengsi ini setelah penampilan gemilangnya sepanjang musim 2023-2024.
Di tengah perayaan kemenangan Rodri, muncul kontroversi dari klub raksasa Spanyol, Real Madrid, yang memilih untuk memboikot acara tersebut.
Keputusan boikot ini diambil setelah mereka mengetahui bahwa Vinicius Jr., kandidat utama mereka, gagal memenangkan penghargaan tersebut.
Prestasi Rodri yang Mengantarkannya Menuju Ballon d'Or
Rodri, yang saat ini berusia 28 tahun, berhasil mencetak sejumlah prestasi yang tak terbantahkan sepanjang musim ini.
Bersama Manchester City, ia berhasil mengamankan gelar Liga Premier Inggris untuk keempat kalinya berturut-turut.
Baca Juga: Rodri Menang Ballon d'Or 2024 di Tengah Kontroversi Aksi Boikot dari Real Madrid
Selain itu, kontribusi Rodri dalam tim nasional Spanyol membawa mereka meraih juara Eropa, menjadikannya salah satu pemain paling berpengaruh di level internasional.
Keberhasilannya ini tak hanya menunjukkan kualitas individu, tetapi juga kerja keras dan kolaborasi bersama rekan setim di City dan tim nasional.
Saat menerima penghargaan di Paris, Rodri terlihat berjalan menggunakan kruk akibat cedera lutut yang memaksanya absen hingga akhir musim.
Meskipun demikian, semangatnya tak pudar, dan ia pun menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada keluarganya, pacarnya Laura, serta semua rekan setimnya yang telah mendukungnya.
Penghormatan Rodri untuk Dani Carvajal dan Sepak Bola Spanyol
Dalam pidato penerimaannya, Rodri menyampaikan penghormatan khusus kepada Dani Carvajal, rekan setimnya di tim nasional Spanyol.
Meskipun Carvajal, yang juga mengalami cedera lutut serius, tidak hadir di acara tersebut, Rodri mengungkapkan bahwa kemenangan ini bukan hanya untuk dirinya pribadi, tetapi juga untuk seluruh komunitas sepak bola Spanyol.
Pernyataan ini mencerminkan rasa kebanggaan dan solidaritas Rodri terhadap tanah airnya.
Keberhasilannya menjadi pemain Spanyol pertama yang memenangkan Ballon d'Or dalam 64 tahun terakhir menjadi bukti pengakuan dunia atas kebangkitan talenta sepak bola Spanyol di kancah internasional.
Baca Juga: Erik ten Hag Ngumpet di Balik Kursi Penumpang saat Pulang ke Belanda Pasca Dipecat MU
Real Madrid Boikot Ballon d'Or: Kontroversi di Balik Perayaan
Meskipun momen ini seharusnya menjadi perayaan bagi sepak bola Spanyol, keputusan Real Madrid untuk tidak hadir dalam acara Ballon d'Or menciptakan atmosfer yang berbeda.
Real Madrid, yang dikenal sebagai salah satu klub dengan pemain-pemain elit dunia, telah lama mengampanyekan Vinicius Jr. sebagai kandidat kuat untuk penghargaan Ballon d'Or.
Namun, ketika hasilnya tidak sesuai harapan mereka, presiden Florentino Perez dan seluruh pemain Madrid memilih untuk tidak menghadiri acara tersebut.
Alasan di Balik Boikot: Dukungan Penuh untuk Vinicius Jr.
Real Madrid memiliki keyakinan kuat bahwa Vinicius Jr. berhak meraih penghargaan tersebut berkat konsistensi dan kontribusinya sepanjang musim lalu.
Seluruh manajemen dan pemain bahkan secara terbuka menolak membicarakan kandidat lainnya, termasuk Jude Bellingham yang juga dinominasikan.
Sikap ini menunjukkan dukungan penuh mereka terhadap Vinicius sebagai wakil Real Madrid untuk mendapatkan penghargaan individual tertinggi dalam sepak bola.
Dalam pernyataan resmi, pihak Real Madrid menyebutkan bahwa jika kriteria penilaian tidak memberikan penghargaan tersebut kepada Vinicius, maka seharusnya pemain mereka yang lain, Carvajal, layak dipertimbangkan.
Ketidakhadiran mereka di acara tersebut merupakan bentuk ketidakpuasan terhadap proses seleksi yang dianggap tidak menghormati klub.
Baca Juga: Manchester United Pecat Erik ten Hag, Ini Kandidat Penggantinya
Reaksi Vinicius Jr. dan Pemain Madrid Lainnya di Media Sosial
Tidak lama setelah Rodri diumumkan sebagai pemenang, beberapa pemain Real Madrid, termasuk Vinicius Jr., menyampaikan kekecewaannya melalui media sosial.
Vinicius Jr., yang telah bekerja keras sepanjang musim, menyatakan tekadnya untuk terus berjuang dan memberikan yang terbaik dalam kariernya.
“Saya akan melakukannya 10 kali lipat jika diperlukan. Mereka belum siap,” tulis Vinicius, menunjukkan ambisinya untuk tetap bersaing di level tertinggi.
Sementara itu, beberapa pemain Madrid lainnya menuding bahwa keputusan ini adalah hasil dari "politik sepak bola", sebuah sindiran yang mencerminkan ketidakpuasan mereka terhadap mekanisme pemilihan Ballon d'Or.
Respons ini menggambarkan adanya perbedaan pandangan yang tajam antara klub Real Madrid dan institusi sepak bola internasional.