kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rekor defisit perdagangan barang AS di tahun lalu


Kamis, 07 Maret 2019 / 08:46 WIB
Rekor defisit perdagangan barang AS di tahun lalu


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Defisit perdagangan barang Amerika Serikat (AS) melonjak ke rekor tertinggi pada tahun 2018 karena permintaan domestik yang kuat. Kebijakan "America First" dan menaikkan tarif impor barang dari China oleh Presiden Donald Trump tak ampuh menekan defisit perdagangan barang.

Seperti dilansir Reuters, Departemen Perdagangan AS, Rabu (6/3) menyebutkan, defisit perdagangan barang AS melonjak 12,4% pada bulan Desember 2018. Lonjakan ini berkontribusi terhadap rekor defisit perdagangan barang AS senilai US$ 891,3 miliar di sepanjang tahun lalu.

Adapun total defisit  perdagangan AS secara keseluruhan di tahun 2018 meningkat  12,5% menjadi US$ 621,0 miliar. Defisit perdagangan AS ini terbesar sejak 2008.

"Defisit perdagangan meledak tahun lalu meskipun ada upaya pemerintahan  Trump untuk membuat Amerika hebat lagi, dan tren itu tidak mungkin membaik pada 2019," kata ekonom Chris Rupkeychief seperti dikutip Reuters.

Trump memang menerapkan kebijakan proteksionis di sektor perdagangan untuk melindungi manufaktur AS dari persaingan asing yang tidak adil. Trump telah berjanji pada saat kampanye dan menjadi presiden untuk mengurangi defisit dengan menegosiasikan kembali perjanjian perdagangan bebas.

Gedung Putih berpendapat, mengurangi defisit perdagangan akan mendorong pertumbuhan ekonomi AS ke level 3% secara berkelanjutan.

Pemerintah AS juga berusaha merangsang ekonomi dengan paket pemotongan pajak senilai US$ 1,5 triliun untuk mendorong pengeluaran konsumen dan bisnis. Namun, pemotongan pajak ini juga berandil mengerek barang-barang impor ke rekor tertinggi yakni sebanyak US $ 2,6 triliun pada 2018 lalu.

Padahal di tahun lalu, AS mengenakan tarif barang senilai US$ 250 miliar yang diimpor dari China. Negeri Panda kemudian membalas dengan bea atas produk-produk Amerika senilai US$ 110 miliar, termasuk kedelai dan komoditas lainnya.

Trump telah menunda tarif impor Tiongkok senilai US$ 200 miliar karena negosiasi untuk menyelesaikan perang dagang masih berlanjut.

Defisit perdagangan barang AS dengan China sendiri meningkat 11,6% ke level tertinggi sepanjang masa, yaitu US$ 419,2 miliar pada 2018.

"Kebijakan fiskal pemerintah AS justru telah membantu meningkatkan defisit perdagangan," kata Scott Paul, President of the Alliance for American Manufacturing di Washington.

Sementara ekspor barang AS mencapai US$ 1,7 triliun pada tahun 2018. Namun ekspor AS menurun dalam tiga bulan terakhir  dibebani oleh perselisihan perdagangan AS-China, melambatnya permintaan global, serta penguatan kurs dollar AS yang membuat barang-barang buatan Amerika kurang kompetitif di pasar internasional.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×