kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

China memangkas target pertumbuhan ekonomi menjadi 6% tahun ini


Selasa, 05 Maret 2019 / 10:02 WIB
China memangkas target pertumbuhan ekonomi menjadi 6% tahun ini


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China memangkas target pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 6% dari sebelumnya 6,5%. Angka pertumbuhan ini pun berada di bawah level tahun lalu 6,6%.

Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan, pemerintah akan memangkas pajak dan biaya, meningkatkan investasi infrastruktur, dan menambah kredit ke usaha kecil. Ini adalah upaya China memperbaiki kondisi ekonomi setelah tahun lalu mencatat pertumbuhan ekonomi di level terendah sejak 1990.

Perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), serta permintaan domestik yang menurun jadi alasan China menggunting target tahun ini. Tiongkok akan menggunting pajak dan biaya-biaya bagi korporasi hingga senilai hampir 2 triliun yuan atau US$ 298,31 miliar atau setara Rp 4.219 triliun. Tahun lalu, total nilai pemangkasan pajak dan biaya di China mencapai 1,3 triliun.

Negara dengan jumlah penduduk terbanyak dunia ini juga akan memangkas pajak pertambahan nilai (PPN) untuk menopang sektor manufaktur, transportasi dan konstruksi. PPN sektor manufaktur akan diturunkan dari 16% menjadi 13%. Sedangkan PPN untuk sektor transportasi dan konstruksi turun dari 10% menjadi 9%.

Pemerintah China akan mengurangi biaya jaminan sosial yang dibayarkan korporasi menjadi 16%. Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, China pun akan mengamati tingkat pengangguran karena kekhawatiran bahwa korporasi akan terpaksa memangkas jumlah pekerja. Pengawasan ini terutama untuk perusahaan-perusahaan ekspor yang sangat tergantung pada pasar AS.

Untuk menyokong pasar tenaga kerja, pemerintah pun berniat menciptakan lebih dari 11 juta lapangan kerja dan menjaga tingkat pengangguran urban di level 4,5%.

China tahun ini pun mengerek kuota penerbitan obligasi khusus bagi pemerintah lokal menjadi 2,15 triliun yuan, naik dari 1,35 triliun yuan pada tahun lalu. Mayoritas dana penerbitan ini akan diperuntukkan bagi investasi infrastruktur.

Target lainnya adalah defisit anggaran yang dipatok pada 2,8% dari produk domestik bruto, naik dari 2,6% PDB pada tahun lalu. Dengan angka ini, pemerintah menargetkan perolehan pajak yang lebih rendah dan belanja yang lebih besar.

"Pemerintah juga menargetkan inflasi konsumen di sekitar 3%," ungkap Li dalam laporan National People's Congress, Selasa (5/3). Target inflasi ini lebih tinggi daripada kenaikan harga barang konsumen yang mencapai kurang dari 2%. Dengan target inflasi ini, pemerintah berniat menstimulasi konsumsi dalam negeri.

Di sektor keuangan, China merilis kebijakan moneter lewat reserve requirement ratio (RRR), yang sudah diturunkan lima kali tahun lalu. RRR alias giro wajib minimum merupakan cadangan wajib perbankan di bank sentral.

Li mengatakan, pemerintah menargetkan penyaluran kredit ke usaha kecil dari perbankan komersial besar bisa tumbuh 30% tahun ini.


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×