Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Afrika Selatan kembali mencetak rekor baru infeksi harian Covid-19 yang mencapai 26.000 kasus pada Sabtu (3/7). Ini merupakan pemecahan rekor kedua dalam beberapa hari belakangan ketika gelombang infeksi ketiga yang merajalela menyebar melalui populasi yang sebagian besar tidak divaksinasi.
Mengutip Reuters, peningkatan infeksi telah merajalela di negara paling maju di Benua Afrika ini. Puncaknya, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit mulai menipis dan petugas medis untuk merawat juga terbatas sehingga memaksa pemerintah untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat dengan penguncian sebagian wilayah.
Sampai saat ini, Afrika Selatan telah mencatat lebih dari 2 juta kasus Covid-19 dan 61.500 kematian selama pandemi. Sementara itu, baru 3,3 juta orang telah di vaksinasi atau setara 5% dari populasi Afrika Selatan.
Tingkat vaksinasi yang rendah ini dinilai karena nasib buruk dan kegagalan birokrasi. Asal tahu saja, pemerintah setempat harus memusnahkan 2 juta dosis vaksin Johnson & Johnson yang terkontaminasi di awal tahun ini, dan proses pergantian malah terhambat pasokan global.
Baca Juga: Varian Delta menyapu Asia, infeksi di Australia dan Korsel rekor!
Presiden Cyril Ramaphosa telah mengkritik hal tersebut. Bahkan dia menyebut kejadian ini sebagai aparteid vaksin global. Maksudnya, banyak negara-negara kaya dengan persediaan vaksin berlimpah justru menimbun pasokan sementara negara-negara miskin menanti tanpa kepastian.
Untuk mengatasi masalah ini, Afrika Selatan telah menyetujui vaksin Sinovac dari China untuk melawan Covid-19, seiring dengan semakin banyaknya bukti keefektifan dari vaksin tersebut.