kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Remehkan corona, Donald Trump bikin ilmuwan kebingungan


Minggu, 15 Maret 2020 / 06:05 WIB
Remehkan corona, Donald Trump bikin ilmuwan kebingungan


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyatakan keadaan darurat terkait wabah virus corona. Namun, tetap saja ia terkesan meremehkan wabah yang telah membunuh ribuan jiwa di dunia ini. Bahkan, sikap Trump ini membuat pejabat AS bingung.

Bagaimana tidak, Trump menilai corona tak lebih berbahaya ketimbang flu musiman yang kerap terjadi di Amerika.

Baca Juga: PM Singapura: Efek virus corona ke perekonomian mungkin lebih buruk dari krisis 2008

“Jadi di tahun lalu 37.000 orang Amerika meninggal karena Flu biasa. Rata-rata jumlah meninggal antara 27.000 dan 70.000 per tahun. Tidak ada yang perlu ditutup, kehidupan & ekonomi terus berjalan. Saat ini ada 546 kasus yang dikonfirmasi dari virus corona dengan 22 kematian. Pikirkan itu!" cuit Trump pada awal pekan ini seperti dikutip Reuters.

Dua hari kemudian, Anthony Fauci, Kepala Urusan Penyakit Menular di National Institutes of Health dan anggota gugus tugas Trump terkait penanganan corona ikut berkomentar. Ia membantah pernyataan bosnya dengan menyebut virus corona jauh lebih mematikan.

"Ini 10 kali lebih mematikan daripada flu musiman," kata Fauci pada hari Rabu, ketika ditanya oleh komite DPR AS soal corona.

Trump juga mengatakan bahwa dia tidak khawatir terkena virus corona secara langsung. Dia juga bilang bahwa Amerika Serikat dalam kondisi yang jauh lebih baik daripada negara-negara lain.

Baca Juga: Jack Ma sumbang 2 juta masker untuk atasi penyebaran virus corona di Eropa

Tak pelak, hal ini membuat beberapa pakar mengkritiknya karena mengecilkan bahaya penyakit dan bisa membuat warga malah menjadi terlalu terlena dengan merasa sehat.

Steven Taylor, seorang profesor psikiatri di University of British Columbia menyebut sejarah telah menunjukkan bahwa para pemimpin yang berusaha mengelola pandemi tanpa transparansi penuh malah menghambat warga untuk ikut serta dalam penanggulangan pandemi.

Dia menyatakan bahwa jika publik kehilangan kepercayaan dari para pemimpinnya, orang tidak akan mendengarkan mereka ketika mereka menawarkan nasihat yang baik.

"Di satu sisi itu menciptakan kecemasan yang meningkat di antara mereka yang meragukan kebenaran yang disampaikan. Dan di sisi lain hal itu meningkatkan jumlah orang yang berpikir bahwa semua ini berlebihan," katanya.

Baca Juga: Susul Slipknot, Dream Theater juga batal konser di Indonesia

Pihak Gedung Putih pun melindungi Trump. Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa di saat media ingin memunculkan ketakutan, Gedung Putih bekerja sepanjang waktu untuk melindungi semua orang Amerika dari virus corona. 

"Seperti yang dikatakan Presiden Trump minggu ini, kami menggunakan kekuatan penuh dari pemerintah federal dan sektor swasta," ujar juru bicara tersebut.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×