kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Resesi, Penjualan Barang Mewah di China Malah Naik


Senin, 11 Mei 2009 / 12:10 WIB
Resesi, Penjualan Barang Mewah di China Malah Naik


Sumber: AP | Editor: Didi Rhoseno Ardi

BEIJING. Seorang wanita mengusung tas belanja dari desainer kondang dunia seperti Vivienne Westwood, Dior dan Alexander McQueen.

"Apakah ada krisis finansial di China? Saya kira hal itu tidak memengaruhi hidup saya," kata Zhao Bing, yang menghabiskan 7.000 yuan atau setara dengan US$ 1.000 hanya dalam waktu 90 menit di Lane Crawford, kawasan pusat perbelanjaan di Beijing. Bahkan, dalam kondisi krisis global seperti saat ini, ia masih tetap membeli barang-barang branded.

Nyatanya, ada begitu banyak "tukang belanja" di China seperti Zhao. Mereka inilah yang menambal usaha para desainer kondang dan ritel mewah yang pasarnya kolaps di negara-negara lain.

Penjualan ritel mewah di China sebesar 6 miliar euro atau setara dengan US$ 8 miliar. Angka ini hanya mencui 3% dari penjualan global. Bandingkan dengan pasar Eropa yang berpotensi mengeruk sebesar 38%, Amerika Selatan dan Utara yang besarnya 33%, serta pasar Jepang yang besarnya 12%.

Menurut Bain & Co., China dan Brasil diprediksikan akan menjadi pasar potensial bagi barang-barang mewah hingga 2012. Penjualan pakaian desainer kelas kakap, perhiasan dan barang-barang mewah lain di China juga akan menanjak 7% tahun ini; sementara revenue di pasar dunia diprediksikan akan anjlok sebesar 10%. Tahun lalu, penjualan barang mewah di China terkerek 25% dan di pasar dunia flat.

"Pasar China tumbuh begitu cepatnya. Dibandingkan pasar global yang menurun dan berdampak pada setiap negara, China justru cukup stabil," tegas Michele Norsa, Chief Executive of Salvatore Ferragamo SpA. Pastinya, Norsa cukup optimis dengan pasar di China.

Ferragamo pun berencana untuk menambahkan 7-8 gerai anyar di China tahun ini, dengan ekspansi yang lebih agresif lagi di tahun 2010.

Gucci Group, yang merupakan bagian dari PPR SA Prancis, berencana untuk makin mengibarkan benderanya pada bulan Mei di Shanghai setelah menambahkan tiga gerai di bulan Januari lalu. Gucci menegaskan, penjualannya di China naik 42% tahun lalu; dibandingkan dengan tahun 2007. Gucci menilai, China merupakan pasar potensial untuk pasar ritel. China termasuk Hong Kong dan Macau menyumbang penjualan sebesar 14,3% untuk Gucci tahun lalu.

Domaines Barons de Rothschild, produsen Chateau Lafite wine asal Prancis, juga mengembangkan kebun anggur di provinsi sebelah timur di Shandong untuk meladeni pasar domestik.

Di China, tukang belanja barang-barang mewah jamak dijumpai masih muda dan banyak dari mereka menjalankan bisnisnya sendiri atau memang bagian dari kelas profesional. Menurut McKinsey & Co., 80% dari mereka berusia dibawah 45. Bandingkan dengan pasar AS yang tukang belanja barang mewah di usia yang sama hanya 30% dan di Jepang hanya 19%.




TERBARU

[X]
×