kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Revlon menutup bisnis kosmetik di China


Kamis, 02 Januari 2014 / 07:39 WIB
Revlon menutup bisnis kosmetik di China
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden berjalan untuk menyampaikan sambutan dan menandatangani CHIPS and Science Act of 2022, di South Lawn Gedung Putih di Washington, AS, 9 Agustus 2022. REUTERS/Evelyn Hockstein


Sumber: Bloomberg | Editor: Sandy Baskoro

SHANGHAI. Revlon Inc membuat keputusan pahit. Produsen kosmetik yang berbasis di New York ini berniat menghentikan operasional di China sekaligus menghilangkan 1.100 pekerjaan, termasuk 940 penasihat kecantikan. Revlon tengah melakukan restrukturisasi untuk menyelamatkan masa depan bisnisnya.

China berkontribusi sekitar 2% terhadap penjualan bersih Revlon dan proses restrukturisasi akan menelan biaya sebelum pajak US$ 22 juta. Revlon menyatakan, hal itu berdasarkan surat permohonan ke Komisi Pengawas Pasar Modal Amerika Serikat (SEC). Pengelola Revlon mengharapkan, perubahan tersebut diharapkan dapat mengurangi biaya yang senilai US$ 11 juta per tahun.

Revlon, yang membukukan penurunan laba pada tahun 2011 dan 2012, sebelumnya telah menggelar aksi akuisisi dan memperkenalkan produk-produk baru. Maklum, penjualan di beberapa merek besar cenderung melambat. Selama ini, Revlon mengusung beberapa merek dagang, seperti Revlon dan Almay.

Pada awal tahun lalu, Revlon membeli Colomer Group. Perusahaan ini memiliki beberapa brand seperti produk cat kuku Creative Nail dan Shellac, serta produk perawatan rambut pria yaitu American Crew.

Sayang, "Revlon tak mampu meraih skala keuntungan dan relevansi di pasar kecantikan China yang cukup penting," ungkap Connie Maneaty, analis BMO Capital Markets di New York, dalam sebuah catatannya. Dia merekomendasikan saham Revlon di level market perform atau setara dengan hold.

Chief Executive Officer (CEO) Colomer, Lorenzo Delpani, mengambilalih posisi CEO Revlon pada November 2013, menggantikan CEO sementara yaitu David Kennedy. Revlon menyatakan, reorganisasi tersebut tidak berkaitan dengan akuisisi Revlon terhadap Colomer.

Kehadiran Colomer membantu Revlon memperluas penjualannya di sektor salon yang lebih menguntungkan. Sektor tersebut adalah salah satu target Revlon yang kini masih dikuasai para pesaingnya, seperti Procter & Gamble Co dan Unilever.

Rencana penutupan usaha di China tak pengaruhi perdagangan saham Revlon. Di New York, harga saham Revlon Selasa lalu naik 1,6% menjadi US$ 24,96,  atau melonjak 72% selama tahun 2013.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×