kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Ricuh Demonstrasi Mahasiswa di Bangladesh, Koneksi Internet Diputus Sementara


Kamis, 18 Juli 2024 / 15:34 WIB
Ricuh Demonstrasi Mahasiswa di Bangladesh, Koneksi Internet Diputus Sementara
ILUSTRASI. Penangguhan Internet Seluler dan Tembakan Gas Air Mata di Bangladesh Akibat Demonstrasi Mahasiswa. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - DHAKA. Polisi di Bangladesh menembakkan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa pada Kamis, sementara pihak berwenang memutus beberapa layanan internet seluler. 

Bentrokan yang telah menewaskan enam orang dan melukai ratusan orang sepanjang minggu ini tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Kendati demikian, toko-toko dan kantor-kantor tetap beroperasi di ibu kota Dhaka. Namun, jumlah bus yang melintas di jalan-jalan menurun signifikan. Seruan dari para mahasiswa untuk penutupan secara nasional guna menuntut penghapusan kuota reservasi 30% hanya mendapat sedikit tanggapan. 

Di kota pelabuhan selatan, Chittagong, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan mahasiswa yang melempari batu dan memblokir jalan raya utama. Layanan seluler juga dihentikan di sebagian besar wilayah negara Asia Selatan tersebut.

Baca Juga: Pertamina NRE Kembangkan Proyek PLTS 500 MW di Bangladesh

"Internet seluler telah dihentikan sementara karena berbagai rumor dan situasi yang tidak stabil yang tercipta di media sosial," ujar Zunaid Ahmed Palak, Menteri Teknologi Informasi, kepada wartawan. 

Layanan-layanan tersebut akan dipulihkan setelah situasi kembali normal, tambahnya.

Aksi-aksi unjuk rasa ini merupakan tantangan signifikan pertama terhadap pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina sejak ia memenangkan masa jabatan keempat kalinya secara beruntun pada Januari lalu dalam pemilihan umum yang diboikot oleh partai oposisi Bangladesh Nationalist Party (BNP).

Para mahasiswa, marah dengan tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda, menuntut penghapusan kuota 30% jatah untuk keluarga pejuang kemerdekaan. Hampir 32 juta orang di antara populasi 170 juta jiwa tidak memiliki pekerjaan atau pendidikan. 

Bentrokan sporadis dilaporkan terjadi di beberapa tempat ketika demonstran memblokade jalan raya utama. Para saksi mata melaporkan bahwa polisi anti huru-hara terlibat bentrokan sengit dengan para pengunjuk rasa di beberapa lokasi di Dhaka.

Baca Juga: Maladewa Larang Warga Israel Masuk ke Negaranya, Ada Apa?

Pihak berwenang telah menutup seluruh universitas negeri dan swasta tanpa batas waktu sejak Rabu. Polisi anti huru-hara dan pasukan paramiliter Penjaga Perbatasan telah dikerahkan ke kampus-kampus untuk menjaga ketertiban.

Dalam pidatonya pada Rabu, Hasina berjanji bahwa pemerintahnya akan membentuk panel yudisial untuk menyelidiki kematian yang terjadi setelah polisi menembakkan peluru dan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa. 

Pada 7 Agustus, Mahkamah Agung akan mendengarkan permohonan banding dari pemerintah terhadap putusan Pengadilan Tinggi yang memerintahkan pemulihan hak 30% bagi keluarga pejuang kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971.

Hasina meminta para mahasiswa untuk bersabar hingga putusan tersebut keluar. Kekerasan tersebut dipicu oleh bentrokan nasional antara ribuan pengunjuk rasa dan anggota sayap mahasiswa dari partai yang berkuasa, Liga Awami. Sedikitnya tiga mahasiswa termasuk di antara enam orang yang tewas dalam bentrokan pada Selasa, kata polisi. 

Demonstrasi semakin meningkat setelah Hasina, putri dari Sheikh Mujibur Rahman yang memimpin Bangladesh menuju kemerdekaan, menolak tuntutan para pengunjuk rasa. 

Kelompok-kelompok hak asasi manusia, seperti Amnesty International, serta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Amerika Serikat, telah mendesak Bangladesh untuk melindungi para demonstran yang melakukan aksi damai dari kekerasan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×