/2021/09/05/1653999622.jpg "Ringgit Malaysia Menguat Paling Besar di Tengah Pergerakan Stabil Mata Uang Asia")
Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Nilai tukar mata uang Asia terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung bergerak stabil pada Selasa (30/12/2025). Di antara mata uang kawasan, ringgit Malaysia mencatat penguatan paling signifikan.
Berdasarkan data pasar pada pukul 02.05 GMT, ringgit menguat 0,25% ke level 4,048 per dolar AS, menjadi mata uang Asia dengan kinerja harian terbaik.
Penguatan ringgit terjadi di tengah minimnya volatilitas pasar valuta asing Asia akibat likuiditas yang menipis menjelang akhir tahun.
Baca Juga: Meta Akuisisi Startup AI China Manus untuk Perkuat Fitur Kecerdasan Buatan
Sejumlah mata uang Asia lainnya juga mencatat penguatan tipis. Baht Thailand naik 0,14% ke 31,555 per dolar AS, dolar Taiwan menguat 0,07% ke 31,429, dan won Korea Selatan menguat 0,04% ke 1.433,5 per dolar AS. Yuan China juga menguat 0,05% ke level 7,002 per dolar AS.
Sementara itu, rupiah menguat tipis 0,06% ke level 16.770 per dolar AS. Yen Jepang dan peso Filipina justru melemah masing-masing 0,08% terhadap dolar AS. Rupee India bergerak stagnan di level 89,975 per dolar AS.
Kinerja Sepanjang 2025
Secara year to date (YtD) hingga 2025, ringgit Malaysia juga mencatat kinerja paling impresif di Asia dengan penguatan 10,38% dibandingkan posisi akhir 2024 di level 4,468 per dolar AS.
Penguatan signifikan juga tercatat pada baht Thailand yang naik 8,70%, dolar Singapura menguat 6,21%, serta dolar Taiwan naik 4,30%.
Baca Juga: Mantan PM Malaysia Muhyiddin Yassin Mundur dari Ketua Blok Oposisi
Yuan China menguat 4,24%, sementara won Korea Selatan naik 2,71% dan yen Jepang menguat tipis 0,65%.
Sebaliknya, beberapa mata uang Asia mencatat pelemahan sepanjang 2025. Rupiah melemah 4,05% dibandingkan akhir 2024, rupee India turun 4,85%, dan peso Filipina melemah 1,26%.
Pergerakan mata uang Asia ke depan masih akan dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter bank sentral global, khususnya Federal Reserve, serta dinamika geopolitik dan arus modal di kawasan.
