kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.561.000   59.000   2,36%
  • USD/IDR 16.812   18,00   0,11%
  • IDX 8.594   -51,41   -0,59%
  • KOMPAS100 1.189   -8,25   -0,69%
  • LQ45 851   -8,26   -0,96%
  • ISSI 308   -1,08   -0,35%
  • IDX30 437   -2,90   -0,66%
  • IDXHIDIV20 510   -3,39   -0,66%
  • IDX80 133   -1,20   -0,89%
  • IDXV30 138   -0,50   -0,36%
  • IDXQ30 140   -0,98   -0,70%

Riset: Uang tunai mulai habis, utang korporasi diproyeksi naik hingga US$ 600 miliar


Rabu, 07 Juli 2021 / 13:44 WIB
Riset: Uang tunai mulai habis, utang korporasi diproyeksi naik hingga US$ 600 miliar
ILUSTRASI. Obligasi. 


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pandemi Covid-19 telah mendorong berbagai perusahaan menggunakan sebagian tumpukan uang tunai. Hal ini akan mendorong utang bersih perusahaan global meningkat sebanyak US$ 600 miliar tahun ini, menurut riset dari Manajer Aset Janus Henderson.

Perusahaan mencatat rekor pinjaman hingga US$ 1,3 triliun tahun lalu dengan pendekatan kehati-hatian dalam penggunaannya. Akibatnya, total utang naik 10,2% ke rekor US$ 13,5 triliun untuk tahun keuangan 2020. Sementara utang bersih yang dihitung sebagai total utang dikurangi uang tunai hanya naik sedikit menjadi US$ 8,3 triliun, mengutip Reuters, Rabu (7/7).

Dengan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung, perusahaan berharap bakal ada peningkatan secara berkelanjutan terhadap belanja modal secara signifikan, pembayaran dividen dan buyback saham pada paruh kedua tahun ini. Royalti yang diantisipasi itu akan melihat utang bersih korporasi global meningkat sebesar US$ 500 hingga $ 600 miliar menjadi US$ 8,8 triliun sampai US$8,9 triliun di penghujung 2021.

Baca Juga: Direktur Surat Utang Negara: Beban Utang Masih akan Meningkat

Namun Janus Henderson mengatakan akan terjadi perbaikan kualitas kredit seiring pemulihan ekonomi dan kebijakan moneter yang mendukung. Meskipun prospek inflasi yang lebih tinggi. Hal ini menawarkan peluang investasi di masa mendatang.

"Prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan inflasi yang meningkat. Berarti bakal ada memperbaiki fundamental kredit, arus kas yang lebih baik, rasio leverage yang lebih baik," kata manajer portofolio pendapatan tetap Tom Ross dan Seth Meyer.

Ia menambahkan, utang telah meningkat, tetapi uang tunai telah melonjak, pasar terbuka lebar, dan arus kas bebas semakin cepat. Hal ini menjadi agin segar bagi korporasi.

Lebih jauh terdapat perusahaan yang kehilangan peringkat tingkat investasi mereka selama pandemi, terutama perusahaan makanan dan minuman, seperti Kraft. Begitupun beberapa pabrikan mobil, seperti Ford. 

Riset itu juga memperkirakan bahwa tingkat default akan tetap rendah, mungkin di bawah 1% dan hanya naik sedikit pada tahun 2022. Meskipun mereka menyoroti sektor-sektor seperti maskapai penerbangan dan rekreasi sebagai sektor yang rentan.

Selanjutnya: Imbal Hasil Obligasi Korporasi Kian Seksi Saat Pandemi




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×