kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.829   1,00   0,01%
  • IDX 6.412   11,75   0,18%
  • KOMPAS100 921   3,19   0,35%
  • LQ45 719   1,86   0,26%
  • ISSI 203   0,65   0,32%
  • IDX30 375   0,58   0,16%
  • IDXHIDIV20 454   0,63   0,14%
  • IDX80 104   0,37   0,35%
  • IDXV30 110   -0,14   -0,13%
  • IDXQ30 123   0,42   0,35%

Masalah buruh, RSPO tangguhkan sertifikasi produsen CPO terbesar di dunia


Rabu, 15 Januari 2020 / 15:48 WIB
Masalah buruh, RSPO tangguhkan sertifikasi produsen CPO terbesar di dunia
ILUSTRASI. Seorang pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit di sebuah pabrik pengolahan di Sepang, pinggiran Kuala Lumpur, 18 Februari 2014.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

FGV Holdings juga gagal memastikan pekerja asing yang baru mereka rekrut tak membayar biaya perekrutan agen yang tidak perlu, dan telah mendapat pengarahan yang memadai tentang kondisi kerja di masa depan.

"Semua proses sertifikasi untuk unit FGV Holdings yang tidak bersertifikat telah ditangguhkan," sebut RSPO.

Juru bicara FGV Holding kepada Reuters mengatakan, perusahaannya akan mengajukan banding atas keputusan tersebut dan mencari klarifikasi lebih lanjut dari RSPO.

Baca Juga: Soal CPO, Mahathir: Saya tetap menentang hal yang salah, kendati merugikan negara

RSPO adalah asosiasi nirlaba yang menyatukan para pemangku kepentingan dari tujuh sektor industri minyak sawit, yang bertujuan mempromosikan penggunaan produk berkelanjutan. Banyak pembeli di Eropa yang menjadikan sertifikat RSPO sebagai tolok ukur.

Tahun lalu, sekelompok organisasi non-pemerintah meminta pihak berwenang AS untuk melarang impor CPO dari FGV Holdings. Mereja juga mendesak penyelidikan atas FGV Holdings tentang dugaan kerja paksa dan perdagangan manusia di perkebunan milik perusahaan tersebut.



TERBARU

[X]
×