Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
NEW YORK. Harlequin, ratu global penerbit novel dengan alur cerita tak jauh dari kisah-kisah asmara antara dokter dan perawat atau orang biasa dengan ahli waris yang kaya raya, telah tergoda tawaran raja media Rupert Murdoch.
News Corp milik Rupert Murdoch, Jumat (2/5), mengumumkan pembelian Harlequin Enterprises dari grup media Kanada, Torstar Corporation, senilai US$ 414,5 juta atau sekitar Rp 4,8 triliun, tunai.
Taipan Amerika kelahiran Australia yang merupakan pemilik News Corp ini akan membawa penerbit fiksi internasional itu ke unit HarperCollins Publishers, penerbit yang 99 persen bukunya dilansir dalam bahasa Inggris.
Harlequin adalah penerbit novel roman fiksi dan nonfiksi perempuan yang sudah beredar dalam 34 bahasa di enam benua. Dari genre tersebut, Harlequin sudah mengorbitkan 1.300 penulis dari seluruh dunia.
"Harlequin sangat cocok untuk News Corp yang baru, memperluas platform digital kami, memperluas jangkauan kami dengan melintasi batas dan bahasa, serta diharapkan bisa langsung meningkatkan pendapatan kami," kata Robert Thomson, kepala eksekutif News Corp.
Harlequin selama ini menerbitkan 110 buku baru per bulan. Pangsa pasarnya adalah para perempuan. Pola ceritanya selalu sederhana, yakni ada pahlawan, kisah cinta yang rumit, dan akhir yang bahagia atau setidaknya baik.
Sejak didirikan di Toronto pada 1949, Harlequin telah menjual lebih dari 6,3 miliar buku di seluruh dunia. Pada 2010, di Perancis, tempat bangsa romantis, satu buku terbitan Harlequin dibeli setiap tiga detik.
Dalam miliaran buku yang sudah diterbitkan Harlequin itu, berderet tema untuk latar "pola baku" ceritanya itu, mulai dari dunia medis, cerita sejarah, intrik, cerita erotis, fantasi, hingga kisah suspense. Novel terbitan Harlequin sudah kerap menuai kritik karena ceritanya yang "murahan" dan klise.
Dengan beragam seri yang sesuai, secara umum Harlequin selalu memunculkan pahlawan muda, cantik, dan cerdas, yang memunculkan keterikatan dengan pembaca, yang berhubungan dengan ahli bedah yang kasar dan kuat ala koboi, petugas pemadam kebakaran, atau lelaki dominan yang kaya raya.
Belakangan, Harlequin juga mulai menggarap cerita asmara sesama jenis. Sisi erotis dalam novel Harlequin diizinkan sampai tataran yang menggairahkan dan berapi-api sebagai bumbu cerita, tetapi tak boleh ada rincian penggambaran hubungan seksual.
"Sangat sensual, berkisah kepahlawanan, dan berisi tentang komitmen hubungan sampai akhir," merupakan panduan bagi calon penulis Harlequin. (Palupi Annisa Auliani)