CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Rusia Bakal Menjual Gas Alam dalam Bitcoin, Kripto Ini Langsung Melompat


Jumat, 25 Maret 2022 / 09:04 WIB
Rusia Bakal Menjual Gas Alam dalam Bitcoin, Kripto Ini Langsung Melompat
ILUSTRASI. Rusia mempertimbangkan untuk melakukan transaksi dengan negara-negara sahabat dalam mata uang nasional atau bitcoin. REUTERS/Benoit Tessier


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Rusia mempertimbangkan untuk melakukan transaksi dengan negara-negara 'sahabat' dalam mata uang nasional atau bitcoin. Demikian pernyataan ketua komite Duma Negara untuk energi Rusia.

Melansir Nasdaq, ketua komite energi Kongres Rusia Pavel Zavalny, mengatakan dalam konferensi pers pada hari Kamis (2/3/2022), Rusia terbuka untuk menerima bitcoin untuk ekspor sumber daya alamnya.

Zavalny menjelaskan bahwa Rusia terbuka untuk menerima mata uang yang berbeda untuk ekspornya, dimulai dengan gas alam, tergantung pada metode pembayaran yang disukai pembeli. 

Namun, dia mengatakan persyaratan akan tergantung pada status hubungan luar negeri negara pengimpor dengan Rusia.

“Ketika bicara tentang negara-negara 'sahabat' kami, seperti China atau Turki, yang tidak menekan kami, maka kami telah menawarkan mereka untuk sementara waktu untuk mengalihkan pembayaran ke mata uang nasional, seperti rubel dan yuan," kata Zavalny. 

Baca Juga: Rusia Ikut Melawan Dominasi Dolar AS, Begini Dampaknya Bagi Perdagangan Global

Dia menambahkan, “Dengan Turki, itu bisa menjadi lira dan rubel. Jadi bisa ada berbagai mata uang, dan itu adalah praktik standar. Jika mereka menginginkan bitcoin, kami akan bertransaksi dengan bitcoin.”

Pernyataan Zavalny muncul setelah Presiden Vladimir Putin menyatakan pada hari Rabu yang menuntut agar negara-negara yang 'tidak bersahabat' membayar gas Rusia dalam mata uang rubel. 

Pesan Putin jelas, tetapi tidak jelas apakah Rusia dapat secara sepihak mengubah kontrak yang sudah disepakati dalam euro.

Data CNBC menunjukkan, Bitcoin naik hampir 4% selama 24 jam terakhir menjadi sekitar US$ 44.000. Harga cryptocurrency melonjak sekitar waktu laporan berita tentang pernyataan Zavalny pertama kali dirilis.

Baca Juga: Tergantung pada Pasokan Rusia, Uni Eropa Batal Membahas Sanksi Pelarangan Impor

Putin telah mengubah pandangannya tentang bitcoin. Pada tahun 2021, pemimpin Rusia itu mengatakan kepada Hadley Gamble dari CNBC bahwa meskipun dia percaya bitcoin memiliki nilai, dia tidak yakin mata uang kripto itu bisa menggantikan dolar AS dalam menyelesaikan perdagangan minyak. 

Sekarang, petinggi Kremlin menimbangnya sebagai bentuk pembayaran untuk ekspor utama. Namun, tidak jelas apakah kurangnya likuiditas bitcoin dapat mendukung transaksi perdagangan internasional sebesar itu.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×