Sumber: TASS | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Kementerian Pertanian Rusia pada hari Selasa (28/11) menyampaikan usulannya terkait pelarangan ekspor beras dan serealia. Jika terealisasi, larangan ekspor ini akan berlaku pada periode 1 Januari hingga 30 Juni 2024.
Menurut rancangan dokumen yang telah diterbitkan kementerian, larangan ekspor beras Rusia itu tidak akan berdampak pada negara-negara anggota Uni Ekonomi Eurasia yang mencakup Armenia, Belarusia, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan.
Larangan juga tidak berlaku di wilayah Ossetia Selatan dan Abkhazia.
Beras dan produk serealia lainnya juga dapat dikirim ke luar negeri untuk bantuan kemanusiaan, serta dalam rangka transportasi transit internasional.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 2%, Fokus ke OPEC+ dan Produksi Kazakhstan yang Dilanda Badai
Larangan Ekspor Beras Rusia
Usulan terbaru dari Kementerian Pertanian Rusia sebenarnya merupakan upaya perpanjangan larangan yang telah berlaku sejak tahun ini.
Pada bulan Juli lalu, larangan sementara pada ekspor beras Rusia diumumkan dan berlaku hingga 31 Desember 2023.
Menurut dokumen resmi yang dipublikasikan oleh kementerian saat itu, larangan ekspor beras dan serealia disetujui oleh subkomite peraturan bea cukai dan non-tarif, langkah-langkah perlindungan dalam perdagangan luar negeri dari komisi pemerintah untuk pembangunan ekonomi dan integrasi.
Baca Juga: Bukan AS atau China, Inilah Negara dengan Pertumbuhan Ekonomi Tercepat Menurut Ekonom
Pemerintah Rusia menambahkan, keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas pasar domestik dengan harapan bisa menurunkan risiko inflasi beras.
Pembatasan ini awalnya diberlakukan pada 1 Juli 2022 dan telah diperpanjang beberapa kali.
Sebelum Rusia, India yang merupakan eksportir beras terbesar di dunia juga menerapkan kebijakan serupa dengan melarang penjualan beras putih non-basmati ke luar negeri.
Pemerintah New Delhi percaya langkah tersebut akan sanggup memastikan ketersediaan yang memadai dan meredam kenaikan harga di pasar domestik.