kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bukan AS atau China, Inilah Negara dengan Pertumbuhan Ekonomi Tercepat Menurut Ekonom


Selasa, 28 November 2023 / 08:33 WIB
Bukan AS atau China, Inilah Negara dengan Pertumbuhan Ekonomi Tercepat Menurut Ekonom
ILUSTRASI. Ekonom meramal, ekspansi ekonomi India kemungkinan akan melambat namun tetap kuat pada kuartal September. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Menurut jajak pendapat para ekonom Reuters, ekspansi ekonomi India kemungkinan akan melambat namun tetap kuat pada kuartal September. Hal ini didukung oleh aktivitas jasa yang kuat dan permintaan perkotaan yang kuat meskipun perlambatan global menghambat pertumbuhan ekspor.

Berdasarkan perkiraan median dari 55 ekonom yang disurvei pada 17-27 November, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) India diperkirakan melambat menjadi 6,8% pada kuartal Juli-September dari 7,8% pada kuartal sebelumnya.

Namun para ekonom memperkirakan hal ini hanya merupakan perlambatan kecil dari kuartal yang sangat kuat di negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Asia, yang diperkirakan oleh kelompok ekonom yang sama akan tumbuh lebih dari 6,0% di tahun-tahun mendatang. Hal itu menjadikan ekonomi India saat ini merupakan negara dengan pertumbuhan tercepat di antara negara-negara besar dunia.

Bahkan ketika musim hujan yang tidak menentu menyebabkan lonjakan inflasi pada kuartal terakhir, permintaan konsumen – yang menyumbang sekitar 60% pertumbuhan PDB – tetap kuat di negara berpenduduk lebih dari 1,4 miliar orang. Sebagian besar didorong oleh penduduk perkotaan.

Perkiraan data yang dirilis pada hari Kamis berkisar antara 5,6% hingga 7,4%.

Baca Juga: Konflik Mata Uang Memperburuk Perdagangan Minyak Rusia dengan Asia

"Pertumbuhan secara umum kemungkinan tetap tangguh...dengan utilitas, jasa dan konstruksi menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Permintaan domestik tetap menjadi pendorong utama aktivitas perekonomian, karena permintaan eksternal terus melemah," kata Rahul Bajoria dari Barclays dalam sebuah catatan.

Sementara itu, menurut jajak pendapat Reuters yang lebih luas, pertumbuhan PDB India diperkirakan rata-rata sebesar 6,4% pada tahun fiskal ini yang berakhir pada tanggal 31 Maret dan 6,3% pada tahun berikutnya, sebagian didorong oleh belanja modal pemerintah yang lebih tinggi.

Pertumbuhan diperkirakan akan melampaui sebagian besar negara-negara lain, banyak di antaranya telah melambat secara dramatis menyusul serangkaian kenaikan suku bunga bank sentral untuk mengendalikan inflasi. Jika dibandingkan, upaya Reserve Bank of India tergolong ringan.

Belanja modal mencapai 4,91 triliun rupee India (US$ 58,98 miliar) pada enam bulan pertama tahun fiskal, lebih tinggi dari 3,43 triliun rupee pada periode yang sama tahun sebelumnya. Para ekonom memperkirakan belanja modal akan meningkat lebih tinggi menjelang pemilu nasional yang dijadwalkan pada Mei 2024.

Baca Juga: Dedolarisasi, Ini 3 Alasan Negara-Negara Dunia Ingin Putus Hubungan dengan Dolar

Ketika ditanya apa yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi selama sisa tahun fiskal ini, para ekonom menyebut faktor belanja pemerintah dan konsumsi.

Namun permintaan konsumen tidak seragam di negara dengan populasi terpadat di dunia, yang mencakup beberapa kota terbesar di dunia. Dua pertiga penduduk India tinggal di luar kota.

Meskipun permintaan di pedesaan terpukul pada kuartal Juli-September karena kenaikan harga barang sehari-hari, permintaan di perkotaan tetap kuat. Namun, pelemahan permintaan di pedesaan diperkirakan tidak akan berlangsung lama.

“Kami memperkirakan pertumbuhan konsumsi swasta akan pulih lebih lanjut karena mempersempit kesenjangan antara permintaan pedesaan dan perkotaan serta antara barang dan jasa,” kata Upasana Chachra, kepala ekonom India di Morgan Stanley, dalam sebuah catatan.

Chachra mengatakan peningkatan daya beli karena inflasi inti yang moderat akan membantu konsumsi pedesaan.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×