Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kedutaan Besar Rusia di Washington meminta Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk fokus pada upaya memerangi virus corona baru daripada mengkritik vaksin Covid-19 buatan Rusia.
"Jangan mencoba meremehkan proposal konstruktif Presiden (Vladimir) Putin untuk mengadakan konferensi tingkat tinggi online segera bagi negara-negara yang tertarik untuk bekerjasama dalam pengembangan vaksin Covid-19," kata Kedutaan Besar Rusia di Twitter.
"Selamatkan nyawa orang Amerika. Perangi Covid-19, bukan vaksin Rusia," sebut Kedutaan Besar Rusia seperti dilansir kantor berita TASS.
Kedutaan Besar Rusia melampirkan pesan dari juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus, yang menyatakan keraguannya tentang efektivitas vaksin Rusia.
Baca Juga: Vladimir Putin: Penting untuk memperkuat kemampuan WHO
Pada saat yang sama, Kedutaan Besar Rusia mem-posting teks briefing media Gedung Putih, di mana Sekretaris Pers Kayleigh McEnany mengatakan, Presiden Donald Trump tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan vaksin di AS yang diproduksi oleh negara lain.
Ketika ditanya tentang vaksin Rusia dan China, McEnany menjawab dengan mengutip pernyataan Presiden AS bahwa dia akan angkat topi ke negara yang memproduksi "vaksin yang berhasil".
Lebih dari 1 miliar dosis vaksin
Dalam pidatonya di depan Sidang Umum PBB ke-75, Rabu (23/9), Presiden Putin menyarankan, untuk mengadakan "konferensi tingkat tinggi online segera bagi negara-negara yang tertarik untuk bekerjasama dalam pengembangan vaksin virus corona".
Pada 11 Agustus lalu, Rusia menjadi yang pertama di seluruh dunia yang mendaftarkan vaksin virus corona yang diberi nama Sputnik V. Persiapannya dikembangkan oleh Pusat Penelitian Nasional Gamaleya untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi Kementerian Kesehatan Rusia dan lolos uji klinis pada Juni-Juli lalu.
Baca Juga: Setelah Sputnik V, ini vaksin corona kedua Rusia yang bakal resmi terdaftar
Sputnik V dibuat di atas platform yang telah digunakan untuk pengembangan sejumlah vaksin lainnya. Menurut Kementerian Kesehatan Rusia, pengalaman menunjukkan, vaksin semacam itu mampu mengembangkan kekebalan jangka panjang hingga dua tahun.
Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) Kirill Dmitriev mengungkapkan, Rusia telah menerima permintaan untuk lebih dari 1 miliar dosis vaksin Sputnik V dari 20 negara.