kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

Rusia mulai menyebar sistem pertahanan udara terbaru, penerus S-400 Triumph


Jumat, 17 September 2021 / 13:23 WIB
Rusia mulai menyebar sistem pertahanan udara terbaru, penerus S-400 Triumph
ILUSTRASI. Sistem pertahanan udara S-400 Triumph buatan Rusia.


Sumber: TASS | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Sistem pertahanan udara baru milik Rusia, S-500 Prometey, mulai memasuki layanan dan dikirim ke unit-unit militer Rusia. S-500 tentunya merupakan penerus dari S-400 Triumph yang sangat populer.

Wakil Perdana Menteri Rusia Yuri Borisov pada Kamis (16/9) mengatakan, S-500 telah menyelesaikan uji coba negara dan layak digunakan oleh militer.

"Uji coba negara baru saja selesai, dan pasokan pertama sistem ini ke militer sudah dimulai. Konfigurasi menyeluruh dari sistem ini masih terus dibahas," ungkap Borisov, seperti dikutip TASS.

Rusia mulai menguji sistem tahun lalu dan militer menyatakan, kloter pertama akan dikerahkan di sekitar Kota Moskow.

S-500 Prometey diproduksi oleh Almaz-Antey Concern dan dirancang untuk mengadang semua kemungkinan serangan udara di seluruh rentang ketinggian dan kecepatan.

Baca Juga: Trump sebut Rusia dan China bisa merekayasa sisa senjata AS di Afghanistan

Berbagai persiapan, termasuk pelatihan spesialis untuk bekerja dengan sistem ini, telah dilakukan sejak tahun 2017. S-500 disiapkan untuk menggantikan sistem pertahanan udara S-400 Triumph.

Pemerintah Rusia menggambarkan S-500 sebagai sistem pertahanan luar angkasa dan bisa mencegat rudal balistik antarbenua, rudal jelajah hipersonik, dan pesawat tempur.

Rusia berharap, S-500 bisa menjadi kekuatan utama pertahanan negaranya, sekaligus menjadi produk ekspor militer terlaris seperti pendahulunya. 

Dikutip dari Reuters, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada 2019, negaranya bersedia untuk bersama-sama memproduksi sistem pertahanan S-500 dengan Rusia.

Turki kemungkinan besar masih akan jadi salah satu pelanggan utama sistem pertahanan udara Rusia meski sempat mendapat sanksi dari AS.

Selanjutnya: Saingi Rusia dan sekutunya, Ukraina menggelar latihan militer bersama AS dan NATO



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×