Sumber: Telegraph | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rusia memerintahkan evakuasi tambahan sebanyak 20.000 warga dari distrik Glushkov di wilayah Kursk, yang terletak di perbatasan selatan Rusia.
Perintah evakuasi ini dikeluarkan seiring dengan berlanjutnya serangan berani Ukraina ke wilayah Rusia. Gubernur Kursk, Alexei Smirnov, mengumumkan bahwa kepolisian akan mengoordinasikan proses evakuasi tersebut.
Serangan Ukraina
Sejak melancarkan serangan kejutan awal pekan lalu, Kyiv mengklaim telah menguasai lebih dari 385 mil persegi wilayah di tanah Rusia. Pada hari Kamis, sumber-sumber Rusia melaporkan pertarungan sengit di pintu masuk Korenevo, sebuah kota di barat laut zona evakuasi.
Selain itu, blogger militer pro-Kremlin juga menginformasikan pertempuran lebih lanjut di sepanjang garis depan yang membentang lebih dari 20 mil di area antara desa-desa Rusia Snagost dan Kauchuk.
Baca Juga: Korea Utara Bersiap Sambut Kedatangan Wisatawan Asing Setelah 5 Tahun Ditutup
Rusia telah mengirimkan bala bantuan ke wilayah tersebut dan menggali benteng-benteng baru untuk menghentikan invasi Ukraina, yang merupakan yang pertama kali terjadi di tanah Rusia sejak Perang Dunia II.
Mobilisation News, sebuah kantor berita oposisi Rusia, melaporkan bahwa Moskow telah mulai mengirimkan wajib militer dari rekrutmen musim semi untuk mendukung pasukan yang bertempur di Kursk.
Situasi di Medan Perang
Sementara itu, unit Ukraina yang terkenal di Kursk, Khorne Group dari Brigade Mekanis ke-116 Ukraina, mempublikasikan apa yang mereka klaim sebagai wawancara dengan tawanan perang Rusia di saluran media sosial mereka.
Mereka mengklaim sedang menyelamatkan tentara Rusia yang terluka untuk kemudian ditukar dengan anggota batalion Azov yang ditahan oleh Rusia sejak dikepung di Mariupol pada bulan-bulan awal perang.
Dalam wawancara tersebut, tentara Rusia mengungkapkan bahwa sekitar 400 hingga 500 rekan mereka telah ditangkap di Kursk sejak Ukraina melancarkan serangan lintas batas.
Mereka menyatakan bahwa para pria tersebut akan meninggalkan militer Rusia untuk bergabung dengan pasukan anti-Putin yang bertempur bersama Kyiv atau bersikeras agar mereka ditukar dengan anggota Azov.
Baca Juga: Miliarder Rusia Menuntut Aset yang Dibekukan di Luksemburg
Bukti dan Reaksi
Video drone terpisah yang dibagikan di media sosial pada hari Kamis menunjukkan sekitar 100 tentara Rusia, satu kompi penuh, menyerah kepada pasukan Ukraina. Para pria tersebut terlihat berbaring telungkup di tanah dan dikelilingi oleh tentara Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan pada malam hari bahwa kemajuan mereka di wilayah Kursk berjalan dengan baik dan mereka telah secara signifikan meningkatkan “dana pertukaran” untuk negara mereka.