Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Kamis (6/2/2025), Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Amerika Serikat perlu merumuskan kebijakannya untuk mengakhiri konflik di Ukraina dan bahwa Moskow kemudian dapat mendasarkan posisinya sendiri pada tindakan AS tertentu.
Reuters melaporkan, menurut pernyataan publik dari pejabat di kedua belah pihak, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin belum berbicara melalui telepon sejak pelantikan Trump.
Kantor berita negara Rusia RIA pada hari Kamis sebelumnya mengutip seorang anggota parlemen senior yang mengatakan bahwa persiapan untuk pertemuan antara Putin dan Trump berada pada "tahap lanjutan".
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan secara terpisah bahwa Moskow telah mendengar banyak kata dan pernyataan dari Washington mengenai Ukraina. Akan tetapi untuk saat ini belum ada kejelasan mengenai apa sebenarnya yang dibayangkan AS ketika mencoba mencapai kesepakatan untuk mengakhiri konflik di sana.
Baca Juga: Trump Usulkan AS Ambil Alih Jalur Gaza dan Merelokasi Warga Palestina
"Mengenai peran atau kemungkinan peran Amerika Serikat dalam menyelesaikan krisis di sekitar Ukraina, sekali lagi: semuanya akan bergantung pada tindakan konkret dan pada rencana pemerintahan baru yang diwujudkan dalam tindakan tersebut," kata Zakharova dalam jumpa pers di Moskow.
Dia menambahkan, "Untuk saat ini, ada banyak kata dan pernyataan. (Namun) tidak ada kejelasan tentang langkah-langkah yang diambil (oleh AS), jadi masih terlalu dini untuk membicarakan prospek negosiasi atau apa pun dalam konteks ini. Mengenai Washington, mereka mungkin harus merumuskan kebijakan mereka dan kami akan melanjutkan sendiri berdasarkan langkah dan tindakan konkret mereka."
Tonton: Rusia Tak Alami Kesulitan untuk Hindari Sanksi AS di Industri Minyak, Ini Buktinya
Trump dan Keith Kellogg, utusan khusus Trump untuk Ukraina dan Rusia, keduanya mengatakan bahwa mereka sedang menyusun rencana untuk menengahi kesepakatan guna mengakhiri pertempuran di Ukraina tetapi belum mengungkapkan rincian lengkap tentang seperti apa rencana itu nantinya.