kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Marah, Rusia Sebut Keputusan Rudal Joe Biden Terhadap Ukraina Tindakan Gegabah


Selasa, 19 November 2024 / 03:59 WIB
Marah, Rusia Sebut Keputusan Rudal Joe Biden Terhadap Ukraina Tindakan Gegabah
ILUSTRASI. Rusia akan menanggapi keputusan gegabah oleh pemerintahan Joe Biden yang mengizinkan Ukraina menembakkan rudal Amerika jauh ke Rusia.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Rusia marah. Pada Senin (18/11/2024), Kremlin mengatakan Rusia akan menanggapi apa yang disebutnya sebagai keputusan gegabah oleh pemerintahan Joe Biden yang mengizinkan Ukraina menembakkan rudal Amerika jauh ke Rusia. 

Kremlin menegaskan, keputusan tersebut akan menyeret Amerika Serikat secara langsung ke dalam konflik Rusia-Ukraina.

Reuters memberitakan, Rusia telah memperingatkan Barat selama berbulan-bulan tentang bagaimana mereka akan menafsirkan keputusan tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu akan meningkatkan risiko konfrontasi dengan aliansi NATO yang dipimpin AS.

The New York Times dan Reuters melaporkan bahwa pemerintahan Biden telah membuat keputusan tentang serangan jarak jauh, meskipun tidak ada konfirmasi resmi dari Washington.

"Keputusan ini gegabah, berbahaya, ditujukan untuk perubahan kualitatif, peningkatan kualitatif dalam tingkat keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Ia mengatakan Presiden Vladimir Putin telah menjelaskan posisi Rusia dengan jelas ketika berbicara di St Petersburg pada bulan September.

Baca Juga: Prancis Tegaskan Penggunaan Rudal untuk Serangan Jarak Jauh Ukraina Opsi Terbuka

Putin mengatakan pada 12 September bahwa persetujuan Barat untuk langkah tersebut berarti menunjukkan keterlibatan langsung negara-negara NATO, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa dalam perang di Ukraina. Sebab, infrastruktur dan personel militer NATO harus dilibatkan dalam penargetan dan penembakan rudal.

"Jelas bahwa pemerintahan yang akan berakhir di Washington bermaksud untuk mengambil langkah-langkah untuk terus menambah bahan bakar ke dalam api dan terus memicu ketegangan di sekitar konflik ini," kata Peskov.

Sumber yang dikutip oleh New York Times dan Reuters menyajikan langkah AS tersebut sebagian sebagai tanggapan atas laporan kedatangan tentara Korea Utara di wilayah Kursk Rusia untuk membantu mengusir serangan Ukraina.

Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS Jon Finer mengatakan Rusia telah meningkatkan konflik dengan pengerahan pasukan negara asing di wilayahnya sendiri. 

Baca Juga: Anggota Parlemen Rusia: Keputusan Biden Berisiko Picu Perang Dunia III

Pejabat Rusia mengatakan mereka dapat mengerahkan pasukan apa pun yang mereka inginkan di Rusia.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×