Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Tersangka percobaan pembunuhan Donald Trump telah diidentifikasi sebagai Ryan Wesley Routh, pria paruh baya berusia 58 tahun dengan catatan kejahatan yang cukup panjang.
Routh ditangkap tak lama setelah pasukan pengamanan presiden AS, Secret Service, melepaskan sedikitnya empat tembakan peringatan setelah melihat laras senapan dari balik semak-semak di Trump International Golf Club di West Palm Beach, Florida.
Routh sempat kabur dengan meninggalkan senapan serbu AK-47 di lokasi, lengkap dengan sejumlah ransel dan benda pendukung lainnya.
Pasca kejadian, Trump menyampaikan pesan kepada para pendukungnya melalui email untuk memastikan dirinya baik-baik saja.
"Ada suara tembakan di sekitar saya, tetapi sebelum rumor mulai menyebar tak terkendali, saya ingin Anda mendengar ini terlebih dahulu: SAYA AMAN DAN BAIK!", tulis Trump.
Sebelumnya, Trump nyaris tewas setelah peluru senpan jarak jauh menggores telinga kanannya saat sedang berkampanye di Pennsylvania pada 13 Juli.
Baca Juga: FBI Selidiki Upaya Pembunuhan Donald Trump di Lapangan Golf
Rekam Jejak Kejahatan yang Panjang
Fox News merangkum bahwa Routh sudah memiliki rekam jejak kejahatan yang panjang, setidaknya sejak tahun 1990-an.
Routh diketahui sebagai penduduk asli Carolina Utara. Dalam catatan kriminalnya, Routh pernah ditangkap karena kepemilikan narkoba, mengemudi tanpa SIM, pemeriksaan yang sudah kadaluwarsa, dan mengoperasikan kendaraan tanpa asuransi.
Tidak hanya itu, Greensboro News & Record melaporkan pada tahun 2002 bahwa Routh sempat ditangkap karena menimbulkan kekacauan dengan senjata api.
Pada tahun 2017, Routh diketahui pindah ke Hawaii dan mendirikan perusahaan konstruksi yang mengerjakan struktur perumahan sederhana untuk para tunawisma.
Baca Juga: 10 Kota Ini Memiliki Tingkat Pembunuhan Tertinggi di Dunia
Pada tahun 2020, Routh sempat mengungkapkan kekecawaannya terhadap Trump di platform Twitter yang kini bernama X.
Cuitan di akun @RyanRouth dengan jelas menunjukkan harapan bahwa Trump bisa lenyap.
"@realDonaldTrump Ketika diri anda menjadi pilihan saya di tahun 2016, saya dan dunia berharap presiden Trump bisa berbeda dan lebih baik dari kandidat lain, tapi kami semua sangat kecewa dan sepertinya anda menjadi semakin buruk dan menunjukkan kemunduran. Saya akan senang jika diri anda lenyap," tulisnya.
Saat ini pihak berwenang masih menyelidiki motif di balik upaya penyerangan atau pembunuhan yang dilakukannya akhir pekan lalu.