Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham perusahaan pembuat pesawat Boeing Co. (BA.N) anjlok hampir 8% dalam perdagangan prapasar Amerika Serikat pada Kamis (12 Juni 2025) setelah sebuah pesawat milik Air India mengalami kecelakaan fatal hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Ahmedabad, India.
Pesawat tersebut, yang mengangkut 242 penumpang dan awak, sedang dalam perjalanan menuju Bandara Gatwick, Inggris. Menurut keterangan pejabat setempat, pesawat jatuh di kawasan pemukiman sipil tak jauh dari bandara Ahmedabad. Menteri Kesehatan India mengonfirmasi bahwa “banyak korban jiwa” dalam insiden tragis tersebut.
Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner Terkait Insiden
Menurut data dari situs pelacakan penerbangan Flightradar24, pesawat yang jatuh merupakan Boeing 787-8 Dreamliner, salah satu pesawat penumpang paling modern di dunia. Seri 787 dikenal dengan efisiensi bahan bakar dan desain teknologi tinggi, serta memiliki rekam jejak keselamatan yang solid sejak pertama kali dioperasikan.
Baca Juga: Pesawat Tujuan London Jatuh dan Meledak, 240 Penumpang Jadi Korban
Meski penyebab kecelakaan belum diketahui secara pasti, Boeing menyatakan dalam sebuah pernyataan resmi bahwa mereka telah mengetahui laporan awal dan tengah mengumpulkan informasi lebih lanjut.
Dampak pada Saham dan Reputasi Perusahaan
Harga saham Boeing turun sekitar 7,5% menjadi USD 197,82 dalam perdagangan prapasar, mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap potensi implikasi dari insiden tersebut.
Baca Juga: Pesawat Air India Jatuh di Ahmedabad, Banyak Korban Tewas
Analis senior IG Group, Chris Beauchamp, menyatakan, “Ini adalah reaksi spontan terhadap insiden tersebut, dan menghidupkan kembali kekhawatiran pasar atas berbagai masalah yang pernah menimpa Boeing dalam beberapa tahun terakhir.”
Insiden ini datang pada saat yang krusial bagi Boeing, yang tengah berupaya memulihkan kepercayaan publik dan regulator terhadap keselamatan produk-produknya. Di bawah kepemimpinan CEO baru Kelly Orthberg, perusahaan juga tengah mencoba meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan global yang meningkat.