Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen chip kecerdasan buatan (AI), Nvidia, kembali menarik perhatian setelah harga sahamnya turun dari rekor tertinggi yang dicapai pada Kamis (20/6) dan berita terkait kesepakatan teknologi dengan raksasa telekomunikasi Timur Tengah, Ooredoo.
Menurut laporan dari Investopedia pada Senin (24/6), meskipun Nvidia tidak memberikan pengumuman khusus menjelang akhir pekan lalu, investor tampaknya memanfaatkan penurunan pasar untuk mengambil keuntungan setelah lonjakan harga saham Nvidia yang pesat tahun ini di tengah maraknya penggunaan kecerdasan buatan.
Sejak menemukan dukungan di sekitar rata-rata pergerakan 50 hari pada bulan April tahun lalu, saham Nvidia telah mengalami kenaikan signifikan.
Baca Juga: Salip Apple, Kapitalisasi Pasar Nvidia Tembus US$ 3 Triliun
Para investor melihat setiap penurunan sebagai peluang pembelian. Namun, pembalikan intraday pada Kamis dari rekor tertinggi sepanjang masa menciptakan pola bearish engulfing, yang memperingatkan potensi pembalikan harga ke bawah, terutama setelah kenaikan yang signifikan.
Jika harga saham Nvidia terus merosot minggu ini di tengah perubahan sentimen pasar, investor mungkin akan memperhatikan level kunci di sekitar US$ 119 dan US$ 110.
Kedua area ini berpotensi menjadi titik dukungan setelah koreksi kecil selama tiga minggu terakhir. Jika Nvidia gagal mempertahankan level ini, harga saham bisa kembali turun menuju sekitar US$ 97, yang merupakan garis horizontal yang menghubungkan beberapa rekor tertinggi sebelumnya.
Secara terpisah, Nvidia telah menandatangani kesepakatan untuk meluncurkan teknologi AI di pusat data milik Ooredoo, perusahaan telekomunikasi multinasional yang berbasis di Qatar.
Baca Juga: Ekspansi Bisnis Google di Singapura
Kesepakatan ini mencakup lima negara di Timur Tengah, yaitu Qatar, Aljazair, Tunisia, Oman, dan Kuwait, serta Maladewa. CEO Ooredoo, Aziz Aluthman Fakhroo, mengungkapkan kepada Reuters bahwa klien pusat data mereka akan mendapatkan akses ke teknologi pemrosesan AI dan grafis Nvidia.
"Pelanggan bisnis kami, berkat kesepakatan ini, akan memiliki akses ke layanan yang mungkin tidak dimiliki pesaing mereka selama 18 hingga 24 bulan ke depan," kata Aziz Aluthman Fakhroo kepada Investopedia.
Baca Juga: Pertempuran para Konglomerat, Arnault Kalah dari Bezos Untuk Gelar Terkaya di Dunia
Kesepakatan ini muncul di tengah upaya pejabat AS yang memperketat kontrol ekspor terhadap chip canggih untuk membatasi akses China terhadap teknologi AI melalui Timur Tengah.
Meskipun nilai kesepakatan tidak diungkapkan, langkah ini menunjukkan upaya Nvidia untuk memperluas pengaruhnya di pasar global dengan teknologi canggihnya.