Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Saham Palantir Technologies melonjak 5% dalam perdagangan pra-pasar pada hari Selasa (5/8/2025). Hal itu terjadi setelah Palantir menaikkan proyeksi pendapatan tahunan untuk kedua kalinya di tahun 2025, dengan bertaruh pada permintaan yang kuat untuk layanan terkait AI dari pemerintah dan perusahaan.
Investor telah bertaruh besar pada perangkat dan layanan kecerdasan buatan kelas militer dari perusahaan perangkat lunak analitik data dan pertahanan ini, dengan Palantir menjadi salah satu penerima manfaat terbesar dari peningkatan belanja pertahanan Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut telah membantu menggandakan harga saham Palantir di tahun ini, dan menjadikannya saham dengan kinerja terbaik di indeks S&P 500 hingga penutupan terakhir, usai meroket lebih dari 600% dalam tiga tahun terakhir.
"Palantir bukan lagi sekadar vendor pemerintah - perusahaan, karena kini menjadi mitra yang sangat diperlukan bagi perusahaan-perusahaan dalam revolusi AI," kata Jacob Falkencrone, Kepala Strategi Investasi Global Saxo.
Palantir yang berdiri pada tahun 2003 dan terdaftar pada tahun 2020, telah memenangkan banyak kontrak pemerintah AS di tahun ini - termasuk kontrak senilai US$ 30 juta dari Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS pada bulan April, dan hal ini terjadi di saat pemerintahan Trump sedang memperkuat fokusnya pada keamanan nasional.
Baca Juga: Saham Palantir Bersinar, Tesla Terpukul: Potret Wall Street di Bawah Trump
Pekan lalu, Angkatan Darat AS mengatakan akan menghabiskan hingga US$ 10 miliar untuk layanannya selama dekade mendatang.
"Pertumbuhan Palantir yang luar biasa tidak menunjukkan tanda-tanda melambat ... dan kemampuannya untuk tumbuh dalam skala besar telah diremehkan oleh sebagian besar pelaku pasar," kata Matt Britzman, analis ekuitas senior di Hargreaves Lansdown.
Penjualan ke pemerintah AS melonjak 53% menjadi US$ 426 juta, mewakili lebih dari 42% dari total pendapatan kuartal kedua yang mencapai sekitar US$ 1 miliar.
Saham Palantir diperdagangkan lebih dari 200 kali lipat estimasi pendapatan 12 bulan ke depan, menjadikannya perusahaan dengan valuasi tertinggi dalam indeks S&P 500, dibandingkan dengan 34,81 milik raksasa AI Nvidia.
Analis Jefferies memperingatkan bahwa terdapat "kesenjangan antara valuasi dan pertumbuhan yang dapat dicapai."
Palantir didirikan bersama oleh Peter Thiel, memperkirakan pengeluaran akan meningkat secara signifikan pada kuartal ketiga karena perekrutan musiman di tengah meningkatnya persaingan di antara perusahaan teknologi terkemuka di industri untuk merekrut talenta terbaik, karena bisnis dengan cepat berupaya mengadopsi AI.
Setidaknya delapan perusahaan pialang menaikkan target harga saham mereka setelah hasil tersebut.