Sumber: CNBC | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Setelah beberapa dekade Amerika Serikat (AS) dan Jepang mendominasi industri game di duni, kini perusahaan raksasa teknologi China mulai mendirikan studio game di seluruh dunia. Sejumlah ahli memprediksi video game tentu saja akan mengalami sedikit perubahan danperbedaan di masa mendatang.
Mundul pertanyaan apakah perusahaan teknologi China akan mencoba memengaruhi permainan yang mereka buat untuk mempromosikan nilai-nilai China? Tentu saja ini masih harus dilihat dulu, namun sejumlah ahli memprediksi perubahan halus di video game mestinya terjadi di tahun-tahun mendatang.
“Beberapa dari nilai-nilai ini mungkin berbeda dari apa yang diharapkan banyak orang,” kata penulis Inggris-Cina Lu-Hai Liang kepada CNBC.
Baca Juga: Redmi Book 15, Xiaomi Juga Menawarkan Laptop Murah
Ia mengambil contoh, misalnya, gamer wanita China adalah pasar yang sangat besar (500 juta) dan ada banyak game dan studio game yang berfokus pada wanita yang bersenang-senang di sektor ini.
Thomas David, seorang insinyur semikonduktor di AS, mengatakan kepada CNBC bahwa menurutnya gamer dapat mulai melihat lebih banyak judul di mana "orang baik" adalah China dan "orang jahat" berasal dari Barat, misalnya.
Pasar game China sendiri sangat diatur. Itu tidak mengizinkan game yang mengandung pandangan politik tertentu, perjudian, darah kental, ketelanjangan, dan banyak hal lainnya untuk dirilis dan dijual di pasar asalnya. Industri film juga sama ketatnya, dengan film-film AS harus diadaptasi sebelum dapat dirilis di China.
Baca Juga: Miliarder China ini Sukses Berinovasi di Bisnis Vape (Selesai)
Mengekspor budaya China
“Area ini – bagaimana China dapat menggunakan permainan untuk mengekspor budayanya – sangat penting dan sebagian besar terlewatkan,” kata Abishur Prakash, salah satu pendiri Center for Innovating the Future, mengatakan kepada CNBC.
Menurutnya, China memiliki beberapa cara untuk membawa cita-citanya ke dunia melalui permainan, dan membangun kekuatan global jenis baru. “Salah satu caranya adalah dengan melarang topik tertentu, seperti Taiwan atau hak asasi manusia, untuk dibahas,” katanya.
China juga dapat membangun pusat baru dalam game yang membantu menunjukkan kekuatan China, atau menggunakan game untuk membangun kekuatan finansial dan komersialnya, katanya. “Game China berikutnya mungkin hanya memungkinkan pengguna untuk membeli item dalam Yuan digital,” kata Prakash.
“Atau, game China mungkin memiliki platform China, seperti TikTok, yang tertanam di dalamnya,” terangnya.