Sumber: Business Insider | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pfizer jadi salah satu perusahaan farmasi yang telah berhasil mengembangkan vaksin corona menjelang akhir tahun ini. Vaksin corona buatan Pfizer dan BioNTech tercatat memiliki tingkat kemanjuran di angka 95%.
Pfizer dan BioNTech merupakan mitra pengembang vaksin corona asal Jerman yang elah menguji vaksin mereka secara global, melibatkan lebih dari 40.000 sukarelawan untuk mendapatkan dua dosis vaksin atau dua dosis injeksi plasebo.
Pada hari Selasa (8/12), regulator vaksin AS merilis panduan mengenai penggunaan vaksin Pfizer, lengkap dengan tingkat keamanan dan efek sampingnya.
Di hari yang sama, vaksin corona Pfizer juga telah diberikan secara resmi di Inggris. Margaret Keenan, menjadi orang pertama di dunia yang menerima vaksin COVID-19 milik Pfizer di luar uji coba. Nenek berusia 90 tahun dari Inggris ini mendapatkan vaksinasi di rumah sakit yang berada di Coventry.
Inggris pun menjadi negara barat pertama yang mulai melakukan vaksinasi secara massal yang dipuji sebagai titik balik yang menentukan dalam mengalahkan virus corona.
Baca Juga: Inggris mulai vaksinasi hari ini, titik balik dalam perang melawan virus corona
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) sedang meninjau suntikan COVID-19 untuk otorisasi penggunaan darurat, dengan keputusan diharapkan dalam hitungan hari.
Untuk saat ini FDA masih harus mengkaji lebih lanjut mengenai kelayakan penggunaan vaksin corona dari Pfizer untuk publik. Terlebih, sejumlah efek samping ringan ditemukan dalam serangkaian uji coba yang telah dilakukan.
Efek samping vaksin corona Pfizer
Dikutip dari Business Insider, orang di bawah usia 55 tahun melaporkan lebih banyak efek samping. Efek samping vaksin corona ini biasanya muncul dalam beberapa hari setelah menerima dosis dan hanya berlangsung rata-rata selama satu atau dua hari saja.
Berdasarkan data yang dirilis oleh FDA, para peniliti di sana sebenarnya telah mengatakan bahwa tidak ada masalah keamanan spesifik yang diidentifikasi yang akan menghalangi penerbitan otorisasi penggunaan darurat.
Baca Juga: Peringatan WHO: Adanya vaksin tidak berarti bebas dari Covid-19
Beberapa efek samping vaksin corona yang paling umum ditemukan antara lain adalah:
- Nyeri di titik bekas suntikan (84%)
- Letih (63%)
- Sakit kepala (55%
- Nyeri otot (38%)
- Panas dingin (32%
- Nyeri sendi (24%)
- Demam (14%)
Bukan cuma itu, baik Pfizer maupun FDA juga mengakui adanya efek samping yang cukup parah sehingga mengganggu aktivitas si penerima vaksin.
Sebagian besar efek samping yang parah terjadi setelah peserta mendapat dosis kedua, dan efek samping lebih umum terjadi di antara peserta yang lebih muda.
Untuk saat ini Pfizer dan FDA telah meneliti data untuk melihat apakah ada masalah keamanan yang tidak terduga di kemudian hari.
Meskipun demikian, kedua pihak meyakinkan bahwa mereka tidak menemukan apa pun yang menimbulkan kekhawatiran hingga saat ini.