kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kisah Moderna yang temukan formula vaksin corona hanya dalam 2 hari


Minggu, 06 Desember 2020 / 10:45 WIB
Kisah Moderna yang temukan formula vaksin corona hanya dalam 2 hari


Sumber: Business Insider | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Vaksin virus corona baru buatan Moderna memiliki efektivitas hingga 94,5%. Siapa sangka, ternyata Moderna berhasil menemukan formula vaksin tersebut hanya dalam waktu dua hari, bahkan sebelum Covid-19 menjadi pandemi.

Proses pengembangan vaksin virus corona oleh Moderna terbilang cepat. Hanya kolaborasi Pfizer dan BioNTech yang mengalahkan Moderna dalam mengumumkan hasil dari uji klinis tahap akhir dari vaksin Covid-19.

Dengan tingkat kemanjuran hingga 94,5%, vaksin virus corona besutan Moderna, perusahaan asal Amerika Serikat, jadi salah satu vaksin paling potensial untuk nantinya bisa diproduksi massal dan dijual ke banyak negara.

Menariknya, fakta menunjukkan, Moderna merancang vaksin corona mereka hanya dalam waktu dua hari pada bulan Januari lalu. Bahkan, sebelumm Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan keadaan pandemi.

Baca Juga: Facebook mulai bersih-bersih postingan hoax terkait vaksin corona

Vaksin corona Moderna dirancang dalam waktu dua hari

Pada 6 Januari 2020 lalu, CEO Moderna Stéphane Bancel mengirim e-mail kepada Barney Graham, seorang peneliti vaksin di National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat.

Melansir Business Insider, saat itu Bancel mulai mendeteksi keberadaan virus misterius di Wuhan, China. Ia kemudian melakukan diskusi dengan Graham mengenai pengembangan vaksin untuk virus misterius tersebut.

Kerjasama antara Moderna dan NIH sudah terjalin sejak 2017, terutama dalam hal pengembangan vaksin. Mendengar kabar terbaru tersebut, NIH setuju untuk memulai penelitian vaksin untuk virus yang kini dikenal sebagai SARS-CoV-2.

Baca Juga: Obama, Bush & Clinton bersedia menerima vaksin COVID-19 di depan umum



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×