kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Salip Eropa, Amerika Latin jadi kawasan dengan angka kematian akibat corona tertinggi


Rabu, 05 Agustus 2020 / 13:12 WIB
Salip Eropa, Amerika Latin jadi kawasan dengan angka kematian akibat corona tertinggi
ILUSTRASI. Foto udara bayangan salib di pemakaman Parque Taruma, di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di Manaus, Brasil, Senin (15/6/2020).


Sumber: NHK,Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Pada Selasa (5/8), kawasan Amerika Latin resmi melampaui Eropa dalam jumlah kematian tertinggi akibat virus corona di dunia. Berdasarkan laporan Reuters, kawasan tersebut mencatat lebih dari 206.000 kematian.

Jumlah tersebut setara dengan 30% dari total kematian dunia akibat virus corona. Secara global, virus ini telah menginfeksi lebih dari 18,4 juta orang dan menyebabkan 698.000 orang meninggal.

Brasil jadi negara Amerika Latin dengan sumbangan korban meninggal akibat virus corona terbanyak di kawasan ini, dengan 95.816 hingga Selasa kemarin. Di bawahnya ada Meksiko dengan  48.869 kematian.

Penyebaran virus corona juga meningkat di negara lain, seperti Kolombia, Peru, Argentina, dan Bolivia. Secara jumlah kasus infeksi, kawasan Amerika Latin juga menorehkan angka tertinggi. Pada Senin (3/8), infeksi mencapai 5 juta kasus.

Baca Juga: Corona di Brasil: Sepertiga menteri kabinet terinfeksi virus corona

Jumlah kasus terus melonjak setelah pemerintah di Amerika Latin nekat melonggarkan pembatasan sosial serta lockdown. Semua itu mereka lakukan demi merangsang kembali pertumbuhan ekonomi yang terganggu.

Sayangnya, keputusan tersebut harus sejumlah negara bayar mahal, termasuk Brasil yang menerima dampak paling buruk dari pandemi virus corona.

Pejabat negara mulai terkena dampak

Hari ini, Brasil kembali melaporkan sejumlah menteri kabinet dan pejabat setingkat menteri positif terinfeksi virus corona.

NHK melaporkan, sudah ada delapan menteri dan pejabat negara yang setara positif terjangkit virus corona. Misalnya, kepala staf, menteri pendidikan, menteri energi, dan menteri sains.

Baca Juga: WHO: Negara dengan kasus corona tinggi perlu bersiap untuk pertempuran besar

Sementara pada awal Juli lalu Presiden Bolivia Jeanine Anez juga positif terinfeksi virus corona. Saat itu, Anez mengatakan dalam sebuah twit, dia dalam kondisi baik dan terus bekerja sambil menjalani isolasi. "Bersama-sama, kita akan keluar dari ini," katanya.

Pemerintah Bolivia mengonfirmasi, setidaknya tujuh menteri, termasuk menteri kesehatan, positif terjangkit virus corona dan sedang menjalani perawatan atau memulihkan diri di rumah. Anez sendiri telah melakukan tes, mengingat banyak dari timnya jatuh sakit.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×