Sumber: Reuters | Editor: Fitri Arifenie
BEIJING. Arus investasi asing langsung alias foreign direct investment (FDI) China turun 0,4% di periode Januari sampai Juli dibandingkan periode sama tahun lalu. Kementerian Perdagangan China menyatakan, ini adalah kali pertama FDI China turun sejak Februari tahun 2013.
Aliran dana masuk turun lantaran perusahaan asal Eropa, Jepang dan Amerika Serikat (AS) memotong pengeluaran investasinya di sektor manufaktur. Dalam tujuh bulan terakhir, negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia ini mampu menarik FDI sebanyak US$ 71,7 miliar.
Di bulan Juli, aliran dana investasi langsung sekitar US$ 7,8 miliar. "FDI di sektor jasa masih tumbuh relatif cepat, meskipun investasi asing di sektor manufaktur turun dari tahun lalu," ujar Shen Danyang, Juru bicara Kementerian Perdagangan China seperti dikutip Reuters.
Sejak bergabung dengan Organisasi Perdagangan Internasional atawa World Trade Organization (WTO) tahun 2001 lalu, China bisa mempertahankan aliran dana yang masuk ke negara tersebut.
Arus investasi asing masuk ke China mencapai rekor tertinggi sekitar US$ 118 miliar pada tahun 2013. Namun, kontribusi FDI terhadap total aliran dana masuk termasuk kecil dibandingkan ekspor yang mencapai US$ 2 triliun di tahun lalu.
Di sisi lain, banyak perusahaan China yang ekspansi di luar negeri. Sampai dengan bulan Juli, aliran dana investasi yang keluar dari China naik 4% menjadi US$ 52,6 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu.
Inggris paling tinggi
Data Kementerian Perdagangan China menunjukkan, sepuluh investasi asing tertinggi dalam tujuh bulan pertama tahun ini masih berasal dari Hong Kong, Taiwan, Singapura, Korea Selatan, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Belanda dan Amerika Serikat. Ke-10 negara tersebut menanamkan modalnya di China sebesar US$ 66,8 miliar atau 94% dari total FDI.
Investasi dari Inggris dan Korea Selatan tumbuh pada laju tercepat periode Januari sampai Juli, masing-masing naik 61% dan 32%.
Kementerian Perdagangan mencatat, per bulan Juli, angka FDI dari perusahaan-perusahaan Inggris mencapai US$ 730 juta. Sedangkan investasi langsung perusahaan Korea Selatan di China mencapai US$ 2,9 miliar pada tujuh bulan pertama tahun ini.
Sebaliknya, investasi dari Jepang dan AS merosot. Angka investasi dari Jepang sepanjang bulan Januari-Juli hanya US$ 2,83 miliar. Dibandingkan periode sama tahun lalu, FDI dari Jepang turun hingga 45%.
Begitupun juga dengan FDI dari AS jatuh 17,4% menjadi US$ 1,8 miliar untuk periode waktu yang sama. Hampir sama dengan AS, foreign direct investment atau investasi asing langsung dari Eropa juga turun 17,5% menjadi US$ 3,8 miliar mulai dari awal tahun sampai Juli.
Perusahaan-perusahaan asal Asia Tenggara tampaknya juga ikut mengerem pengeluaran atau investasi mereka. Dus, sampai Juli tahun ini, angka FDI dari negara-negara Asia Tenggara lebih rendah 12,7% menjadi US$ 4,2 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.