Samsung Dapat Kontrak Besar dari Tesla, Nilainya Tembus US$16,5 Miliar

Senin, 28 Juli 2025 / 11:53 WIB

ILUSTRASI. CEO Tesla Elon Musk mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menandatangani kontrak senilai US$16,5 miliar dengan Samsung Electronics untuk pasokan chip. REUTERS/Adrees Latif

Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SEOUL. CEO Tesla Elon Musk mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menandatangani kontrak senilai US$16,5 miliar dengan Samsung Electronics untuk pasokan chip.

Langkah ini disebut akan memperkuat bisnis foundry (manufaktur chip kontrak) Samsung yang tengah merugi.

Setelah kabar ini mencuat, saham Samsung langsung melonjak lebih dari 4% pada perdagangan Senin (28/7/2025).

“Pabrik besar baru Samsung di Texas akan didedikasikan untuk memproduksi chip AI6 generasi terbaru milik Tesla. Pentingnya hal ini sulit untuk dilebih-lebihkan,” kata Musk melalui unggahan di platform X miliknya.

Jika yang dimaksud Musk adalah pabrik Samsung di Taylor, Texas, maka kontrak ini bisa menjadi penyelamat proyek yang sempat tertunda akibat kesulitan Samsung dalam mengamankan klien besar.

“Samsung setuju untuk membiarkan Tesla membantu memaksimalkan efisiensi produksi. Ini poin penting karena saya sendiri akan turun langsung untuk mempercepat progres di lapangan. Lokasi pabrik juga tidak jauh dari rumah saya,” tambah Musk.

Sebelumnya, Samsung mengumumkan kontrak pasokan chip senilai US$16,5 miliar dengan sebuah perusahaan global tanpa menyebutkan identitasnya, karena diminta menjaga kerahasiaan. Tiga sumber Reuters yang mengetahui kesepakatan tersebut membenarkan bahwa Tesla adalah klien dalam kontrak ini. Kontrak akan berjalan hingga akhir 2033.

Kesepakatan ini datang di tengah tekanan yang meningkat terhadap Samsung, yang tertinggal dari pesaing seperti TSMC dan SK Hynix dalam pengembangan chip kecerdasan buatan (AI). Ketertinggalan ini telah menekan laba serta kinerja saham Samsung.

Sebagai produsen chip memori terbesar di dunia, Samsung juga menggarap chip logika melalui divisi foundry-nya. Namun, bisnis ini mengalami kerugian besar.

Analis Kiwoom Securities Pak Yuak memperkirakan, kerugian unit foundry Samsung telah melebihi 5 triliun won (sekitar US$3,63 miliar) pada paruh pertama tahun ini.

Analis menyebut Samsung kesulitan mempertahankan pelanggan besar untuk chip canggih, yang sebagian besar beralih ke TSMC, pemasok bagi Apple, Nvidia, dan Qualcomm.

Selain nilai bisnisnya, kesepakatan Tesla-Samsung juga dinilai strategis secara geopolitik. Korea Selatan saat ini tengah menjajaki kerja sama industri dengan AS, termasuk di sektor chip dan perkapalan, guna menghindari potensi tarif AS sebesar 25%.

Meski demikian, pesanan dari Tesla diperkirakan belum mencakup teknologi chip paling mutakhir. Menurut analis BNK Investment & Securities, Lee Min-hee, Samsung masih berjuang meningkatkan hasil produksi untuk teknologi 2-nanometer mereka.

Pangsa pasar Samsung di sektor foundry terus tergerus oleh TSMC, mencerminkan tantangan teknologi yang dihadapi perusahaan untuk menarik kembali klien premium seperti Apple dan Nvidia.