Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Raksasa elektronik asal Korea Selatan Samsung, melaporkan pendapatan yang mengalahkan perkiraan analis setelah bisnis seluler dan chip Samsung diuntungkan dari sanksi pembatasan Amerika Serikat (AS) kepada Huawei Technologies Co.
Melansir artikel Bloomberg, Kamis (8/10) Samsung membukukan pendapatan operasional sebesar 12,3 triliun won atau sekitar US$ 10,6 miliar di kuartal III 2020. Pencapaian tersebut melebihi ekspektasi pasar yang rata-rata memproyeksi 10 triliun won. Merujuk pada laporan keuangan, perolehan itu ditopang dari penjualan di kuartal III 2020 menembus 66 triliun won.
Sayangnya, Samsung tidak membeberkan perolehan laba bersih atau kinerja divisi. Rinciannya baru akan dikeluarkan perusahaan di penghujung bulan Oktober 2020. Meski begitu, berkat kinerja tersebut, saham Samsung meningkat 1,3% di Seoul, Kamis (8/10) pagi.
Baca Juga: Jika Biden menang dalam pemilu, hubungan AS-China akan diatur ulang
Hal ini terbilang mengejutkan, lantaran beberapa bulan lalu Huawei dikabarkan telah berhasil menyalip Samsung dan menjadi pembuat ponsel pintar terbesar di dunia pada kuartal III 2020. Akan tetapi, melihat hasil kinerja sementara ini hampir bisa dipastikan Samsung bakal kembali menduduki peringkat puncak setelah saingannya dari China kehilangan akses komponen paling canggih untuk perangkat Androidnya.
Belum lagi, Samsung memang sedang ekspansif. Baru-baru ini Samsung menjajal pasar India, lantaran banyak konsumen negara tersebut yang memboikot produk China karena masalah geopolitik. Bisnis memori Samsung juga diuntungkan setelah Huawei terpaksa menelan ludah dengan menimbun semikonduktor miliknya pasca sanksi AS diberlakukan bulan lalu.
"Huawei telah menyimpan persediaan tambahan sekitar enam bulan lalu sebelum larangan AS berlaku pada 15 September 2020," terang MS Hwang, Analis di Samsung Securities. Pamor Huawei juga terus menurun dengan akan segera diluncurkannya iPhone 5G milik Apple Inc, yang ditunda hingga Oktober 2020.
Di sisi lain penundaan itu juga membuat Samsung dengan mudah melewati kuartal III 2020 dalam hal persaingan seluler. Selain itu, profitabilitas Samsung juga diramal meningkat signifikan setelah berkurangnya biaya pemasaran selama masa pandemi Covid-19. "Kami melihat margin akan bergerak lebih tinggi di 2021, karena Huawei terus berjuang," ujar Lee Su-bin dari Daishin Securities.
Baca Juga: Terbitkan obligasi berdenominasi dolar AS, China bidik dana segar US$ 6 miliar
Tapi, dia menambahkan bahwa Samsung akan bisa meraup keuntungan apabila peluncuran ponsel berteknologi 5G dan ponsel pintar lipat bisa dirilis lebih cepat. Lee juga memperkirakan Samsung akan bisa mencatatkan 80,6 juta pengiriman smartphone untuk kuartal III 2020, meningkat 49% dari kuartal sebelumnya.