Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Menteri Luar Negeri China Wang Yi menuduh pasukan India telah memprovokasi bentrokan di perbatasan pada hari Senin lalu yang menewaskan sedikitnya 20 orang. Ia pun menegaskan Beijing bertekad untuk mempertahankan integritas teritorialnya.
Dalam komunikasi tingkat tertinggi sejak konflik paling mematikan di kawasan itu selama lebih dari empat dekade, Wang mengatakan kepada Menlu India Subrahmanyam Jaishankar bahwa kedua belah pihak harus menyelesaikan ketegangan mereka melalui dialog dan menjaga perbatasan tetap aman.
Baca Juga: Hadapi ancaman Korut, Jepang malah batalkan rencana penggunaan sistem rudal buatan AS
Seruan itu adalah langkah terbaru untuk mengurangi ketegangan setelah setidaknya 20 tentara India tewas dalam bentrokan di gang Sungai Galwan. China mengatakan pasukannya juga menderita korban tetapi belum merilis jumlahnya.
Dalam seruannya ke Jaishankar, Wang mengatakan pasukan India telah melewati Garis Kontrol Aktual (LAC) karena melanggar konsensus sebelumnya untuk mengurangi ketegangan di wilayah tersebut.
Kementerian Luar Negeri China menyebut tentara India bersikap provokatif dan menyerang pasukan China yang berada di daerah itu.
"China sekali lagi menyatakan protes keras kepada India dan menuntut pihak India untuk meluncurkan penyelidikan menyeluruh dan menghentikan semua tindakan provokatif untuk memastikan hal yang sama tidak terjadi lagi," katanya seperti dikutip South China Morning Post.
Baca Juga: Kian panas, Korea Utara ancam batalkan perjanjian damai di perbatasan dengan Korsel
"India seharusnya tidak membuat perhitungan yang salah tentang situasi dan tidak meremehkan tekad China untuk mempertahankan integritas teritorialnya," tegas Wang.
Sebelumnya pada hari Rabu, Beijing mengatakan pasukan China dan India sedang bekerja untuk mengelola ketegangan di sepanjang perbatasan.
"Baik pihak China dan India berkomitmen untuk menyelesaikan perbedaan kami melalui dialog," kata juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian.
Baca Juga: Laba perbankan Amerika Serikat merosot 70% akibat pandemi corona
“Sebagai dua negara berkembang terbesar di dunia, kami memiliki kepentingan yang jauh lebih umum daripada perbedaan. Kami berharap kedua pihak dapat bergerak maju ke arah yang benar berdasarkan pada konsensus yang dicapai oleh para pemimpin kami,” katanya.
Zhao menegaskan China tidak bertanggung jawab atas terjadinya bentrokan terakhir dan menambahkan bahwa pasukan India melanggar janji mereka dan melampaui sisi Tiongkok.