kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Seberapa cemas China terhadap prospek Brexit?


Selasa, 28 Juni 2016 / 07:52 WIB
Seberapa cemas China terhadap prospek Brexit?


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BEIJING. Para pebisnis di China sebelumnya cukup optimistis bahwa mereka siap terhadap hasil referendum Inggris, apapun itu. Namun kini setelah kubu Brexit menang, realita sesungguhnya sangat berbeda.

Di Tianjin, pada pertemuan tahunan tokoh-tokoh terkemuka di Asia, terungkap banyak pihak yang mencemaskan kondisi ini.

Sebenarnya, pertemuan Forum Ekonomi Dunia di China selatan difokuskan untuk membahas solusi high-tech terhadap masalah-masalah di bumi. Ada sesi yang membahas dampak 3D printing dari obat-obatan terlarang dari internet hingga tantangan logistik dalam mengirim astronot ke Mars.

Namun, semua topik ini terpinggirkan oleh satu isu: Brexit!

Meski dampak Brexit terhadap ekonomi China disinyalir tidak akan sebesar yang dialami Eropa, namun tetap saja para pebisnis di Negeri Panda itu cemas.

Sejumlah investor di China kemungkinan bisa meraup untung dalam jangka pendek. Misalnya saja dengan melemahnya nilai poundsterling, biaya wisata ke Inggris akan lebih murah untuk sementara waktu.

Namun, masalah utamanya adalah ketidakpastian umum mengenai perekonomian global pasca Brexit juga menyeret yuan.

Dalam pertemuan itu, tidak semua pebisnis China merasa optimistis.

Jing Ulrich, Asia Pacific vice chairman JP Morgan menilai, kondisi ini hanyalah sementara waktu. Dia meyakini, untuk jangka panjang, perekonomian menuju hubungan internasional terbuka masih tak terhentikan.

"Dalam jangka pendek, kejadian seperti ini mengejutkan pasar. Sejumlah orang melihat penurunan ini berlaku global. Sebenarnya, ini cuma sentimen saja," helas Ulrich.

Calvin Chin, chief executive of tech start-up company Transit Shanghai melihat prospek yang gelap bagi perusahaan China dalam berekspansi di kancah internasional pasca Brexit.

"Saya rasa, sebagai dampak -setidaknya dalam jangka pendek- harus dikonsentrasikan pada perusahaan China yang sudah mengglobal," jelasnya.

Menurut Chin, banyak perusahaan China yang sudah berekspansi ke luar negeri akan mempertimbangkan kembali rencananya untuk mendirikan cabang di London atau Inggris dan memilih untuk fokus di Prancis dan Jerman.

Meski demikian, tidak semua pebisnis merasa pesimistis terhadap Inggris.

Wang Chuanfu, chairman Chinese automaker Byd berpendapat, Brexit kemungkinan bisa menyebabkan hambatan bagi sejumlah pihak lain. Namun, perusahaannya berencana meningkatkan investasi di Inggris.

"Pemerintah kita sudah mengatakan bahwa hubungan bilateral dengan Inggris tidak akan berubah pasca Brexit dan hal itu berlaku juga bagi Byd," jelas Wang.

Di sisi lain, pemerintah China sudah mengeluarkan pernyataan bahwa "semua akan baik-baik saja pasca Brexit". Namun, tetap saja tidak bisa menyembunyikan kecemasan yang dirasakan.

Orang nomor dua China, Premier Li Keqiang, mengatakan prospek Brexit semakin menambah ketidakpastian pada perekonomian dunia. Dia mengimbau persatuan dan stabilitas antara Inggris dan Eropa.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×