CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.933   -43,00   -0,27%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

PBB: Gaza Butuh Minimal 12 Tahun untuk Pulih


Jumat, 03 Mei 2024 / 11:00 WIB
PBB: Gaza Butuh Minimal 12 Tahun untuk Pulih
ILUSTRASI. Bantuan kemanusiaan jatuh melalui langit menuju Jalur Gaza setelah dijatuhkan dari pesawat, 27 Maret 2024. REUTERS/Ronen Zvulun


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - PBB memprediksi bahwa proses pembangunan kembali Gaza mungkin akan memakan waktu setidaknya hingga tahun 2040, bahkan bisa lebih lama lagi.

Menurut laporan PBB yang dirilis pada hari Kamis (2/5), serangan Israel ke wilayah itu selama tujuh bulan terakhir telah menyebabkan kerugian miliaran dolar, menyebabkan banyak gedung-gedung beton bertingkat tinggi di kawasan yang padat penduduk itu hancur berantakan.

"Dalam skenario terbaik di mana material konstruksi dikirimkan lima kali lebih cepat dibandingkan krisis Gaza terakhir pada tahun 2021, pembangunan kembali rumah-rumah yang hancur dapat dilakukan pada tahun 2040," tulis Program Pembangunan PBB (UNDP) dalam penilaiannya, dikutip Reuters.

UNDP juga menjelaskan bahwa Gaza akan memerlukan kira-kira 80 tahun untuk memulihkan seluruh unit rumah yang hancur. Angka itu didapat berdasarkan laju rekonstruksi beberapa konflik Gaza sebelumnya.

Baca Juga: Turki Menghentikan Semua Hubungan Dagang dengan Israel untuk Dukung Palestina

Penilaian UNDP membuat serangkaian proyeksi mengenai dampak sosio-ekonomi perang berdasarkan durasi konflik saat ini. Mereka juga memproyeksikan penderitaan selama beberapa dekade ke depan.

Dalam laporan terpisah, citra satelit yang dianalisis PBB menunjukkan bahwa 85,8% sekolah di Gaza telah mengalami kerusakan pada tingkat tertentu sejak 7 Oktober. Lebih dari 70% sekolah memerlukan rekonstruksi besar-besaran atau menyeluruh.

Administrator UNDP, Achim Steiner, menyebut bahwa apa yang terjadi di Gaza saat ini belum pernah terjadi sebelumnya, terutama meningkatnya kemiskinan dalam waktu singkat.

"Jumlah korban jiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, kehancuran modal, dan peningkatan kemiskinan yang tajam dalam waktu singkat akan memicu krisis pembangunan serius yang membahayakan masa depan generasi mendatang," kata Steiner.

Baca Juga: Turki Dukung Laporan Afrika Selatan Terkait Aksi Genosida Israel di Gaza

Jika perang berlangsung hingga sembilan bulan, UNDP memprediksi kemiskinan di Gaza akan meningkat dari 38,8% pada tahun 2023 menjadi 60,7%.

Situasi tersebut secara praktis akan menyeret sebagian besar kelas menengah ke bawah garis kemiskinan.

Laporan terbaru dari otoritas Gaza menunjukkan, perang telah menewaskan sedikitnya 34.500 orang yang sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak.

Lebih dari 80% dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi, dan seluruh lingkungan telah hancur akibat pemboman dan invasi darat Israel.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×