Sumber: msnbc | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DETROIT. Kabar buruk sepertinya terus mengikuti General Motor Corp. Setelah sahamnya anjlok ke posisi terendah dalam 60 tahun terakhir, beberapa analis otomotif memprediksi, produsen mobil tersebut akan mengalami kolaps jika tidak mendapat dana pinjaman atau bailout dari Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Belum lagi, GM juga bilang, pihaknya akan mengurangi 1.900 pekerjanya di sejumlah pabrik.
“Tanpa bantuan pemerintah, kami yakin GM akan mengalami kolaps. Dan hal itu kemudian akan berdampak pada pihak lain yang berkaitan langsung dengan GM seperti produsen mobil lain, supplier, retail dan sektor-sektor lain di AS,” jelas Rod Lache dari Deutsche Bank dalam tulisan analisanya kepada investor. Yang lebih ironis lagi, dia juga memangkas prediksi harga saham biasa GM menjadi US$ 0.
Pada penutupan kemarin, harga saham GM turun US$ 1 atau 23% dan bertengger pada posisi US$ 3,36. Berdasarkan data dari Center for Research in Security Prices di University of Chicago, harga saham sempat terpeleset sebesar 1 poin menjadi US$ 3,02, yang merupakan level terendah sejak 2 Desember 1946.
Perlambatan ekonomi dan pengetatan kredit saat ini semakin memperburuk kondisi perusahaan yang berbasis di Detroit itu. Sebelumnya, GM dilaporkan mengalami penurunan penjualan yang tajam dari kompetitor asing dan berubahnya selera konsumen.
Jumat lalu, GM melaporkan kerugian pada kuartal III yang mencapai US$ 2,5 miliar. Bahkan, posisi kas dan dana tunai untuk menjalankan bisnis akan berada di bawah level minimum jika tidak segera mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Lache memprediksi, pemerintah harus menyediakan dana tambahan bagi GM sebesar US$ 10 miliar dan US$ 25 miliar untuk dana tunai dan perbaikan. Dengan demikian, perusahaan tersebut dapat menjalankan usahanya hingga 2010 mendatang.