Sumber: AP, Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Lagi-lagi, Motorola Inc punya kabar buruk bagi para investornya.
Pada kuartal empat lalu, produsen peralatan telekomunikasi di Amerika Utara itu membukukan kerugian terhebat. Hal itu disebabkan, membengkaknya biaya operasional Motorola sehingga membuat nilai bisnis ponselnya mengalami penyusutan. Tidak hanya itu, Motorola juga menunda pembagian dividen. Berita tersebut membuat saham Motorola merosot hingga 15%.
Asal tahu saja, pada kuartal empat lalu, kerugian Motorola mencapai US$ 3,6 miliar atau US$ 1,57 per saham. Padahal pada periode yang sama tahun 2007 lalu, Motorola mampu membukukan laba sebesar US$ 100 juta atau 5 sen per saham. Sementara, tingkat penjualannya hanya mencapai US$ 7,14 miliar atau turun 26% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Tahun ini, Motorola berencana melakukan penghematan sebesar US$ 1,5 miliar. Pada Januari kemarin, produsen ponsel ini mengumumkan akan merumahkan 4.000 pekerjanya.
Pada awalnya, Motorola merilis ponsel komersial miliknya di AS. Dan beberapa tahun lalu, produsen ponsel ini menggebrak pasar dengan produknya bernama Razr. Tapi, munculnya produk-produk gres lainnya membuat kinerja Motorola melorot secara dramatis. Dalam dua tahun, pendapatannya jeblok sebesar 70%. Parahnya, perusahaan bahkan tidak mampu memangkas biaya untuk mengejar ketertinggalannya.
Tahun lalu, Motorola berencana untuk menggelindingkan kembali Mobile Devices-nya. Untuk menunjukkan keseriusannya, Motorola bahkan menyewa co-chief executive untuk menjalankan bisnis tersebut. Tapi lama kelamaan, bisnis tersebut tak bertahan hingga akhirnya di postpone.
Analis Citigroup Jim Suva menyuarakan frustrasi para investor dalam conference call Selasa kemarin. Para investor meminta Motorola mempertimbangkan untuk menutup unit Mobile Device-nya karena tidak lagi menghasilkan.