kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,05   4,30   0.48%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah negara inisiasi percepatan tes, obat dan vaksin Covid-19, AS absen


Sabtu, 25 April 2020 / 12:24 WIB
Sejumlah negara inisiasi percepatan tes, obat dan vaksin Covid-19, AS absen
ILUSTRASI. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus ketika membuka pertemuan virtual dengan sejumlah pemimpin dunia mengatakan kita menghadapi ancaman bersama yang hanya bisa dikalahkan dengan pendekatan bersama,


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JENEWA/ZURICH. Para pemimpin dunia berjanji mempercepat pekerjaan pada tes, obat-obatan dan vaksin untuk Covid-19 dan untuk membagikannya di seluruh dunia. Namun Amerika Serikat (AS) tidak mengambil bagian inisiatif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa adalah di antara mereka yang bergabung dalam konferensi video untuk meluncurkan apa yang disebut WHO sebagai "kolaborasi penting" untuk memerangi pandemi virus corona.

Tujuannya untuk mempercepat pengembangan obat, tes, dan vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobati Covid-19, penyakit paru-paru yang disebabkan virus corona baru. Serta memastikan akses yang sama ke perawatan bagi yang kaya dan miskin.

Baca Juga: Saran WHO di bulan Ramadan: Jangan menggelar ibadah dan pertemuan massal

"Kami menghadapi ancaman bersama yang hanya bisa kami kalahkan dengan pendekatan bersama," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus ketika membuka pertemuan virtual dengan sejumlah pemimpin dunia.

“Pengalaman telah memberi tahu kami bahwa bahkan ketika alat tersedia, alat tersebut belum tersedia secara merata untuk semua. Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi," kata Tedros seperti dikutip Reuters.

Selama pandemi flu babi H1N1 pada tahun 2009, ada kritik bahwa distribusi vaksin tidak merata karena negara-negara kaya dapat membeli lebih banyak.

"Kita harus memastikan bahwa orang yang membutuhkannya mendapatkannya," kata Peter Sands, Kepala Global Fund untuk Memerangi AIDS, TBC dan Malaria.

“Pelajaran dari AIDS harus dipelajari. Terlalu banyak jutaan orang meninggal sebelum obat-obatan anti-retroviral dapat diakses secara luas,” kata Peter lagi.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan tujuan upaya penjaminan global pada 4 Mei mendatang adalah untuk mengumpulkan dana 7,5 miliar euro (US$ 8,10 miliar) untuk meningkatkan kerja pencegahan, diagnostik, dan perawatan.

"Ini adalah langkah pertama saja, tetapi lebih banyak akan dibutuhkan di masa depan," kata von der Leyen dalam konferensi itu.

Baca Juga: Sarankan pengobatan suntik disinfektan ke tubuh, Donald Trump dicerca komunitas medis




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×