kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sekjen PBB: Pembatasan perjalanan internasional tidak adil dan tidak efektif


Kamis, 02 Desember 2021 / 11:57 WIB
Sekjen PBB: Pembatasan perjalanan internasional tidak adil dan tidak efektif
ILUSTRASI. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Rabu (1/12) menilai aturan pembatasan perjalanan terkait penyebaran virus corona varian Omicron merupakan sesuatu yang tidak adil. Bagi Guterres, langkah tersebut juga tidak efektif mengurangi risiko penyebaran.

Berbicara di markas besar PBB di New York, Guterres mengatakan satu-satunya cara untuk mengurangi risiko penularan adalah dengan melakukan pengujian secara berulang kali kepada para pelancong. 

Cara tersebut bisa dilakukan bersama dengan langkah-langkah lain yang tepat dan benar-benar efektif. Di saat yang bersamaan, segala bentuk perjalanan dan aktivitas ekonomi bisa terus berlangsung.

"Kita memiliki banyak instrumen untuk melakukan perjalanan yang aman. Mari gunakan cara-cara itu untuk menghindari hal ini. Izinkan saya mengatakan, ini adalah apartheid dalam hal perjalanan. Menurut saya ini tidak dapat diterima," ungkap Guterres, sebagaimana dikutip Reuters.

Baca Juga: WHO: Larangan perjalanan secara penuh tidak mencegah penyebaran Covid-19 global

Munculnya varian Omicron di Afrika membuktikan kekhawatiran Guterres mengenai ketimpangan vaksin di seluruh dunia. Wilayah Afrika, yang memiliki tingkat vaksinasi rendah, kini benar-benar menjadi tempat berkembang biaknya varian virus baru.

Omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pekan lalu. Sejak saat itu, banyak negara telah menutup pintu masuk bagi pelancong yang berasal dari Afrika.

Ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, juga menilai bahwa langkah pembatasan perjalanan bagi penduduk Afrika adalah langkah yang tidak adil dan sangat merugikan banyak negara di kawasan tersebut.

"Larangan perjalanan ini tidak bisa dibenarkan," ungkap Mahamat pada konferensi pers bersama dengan Guterres setelah pertemuan tahunan antara PBB dan Uni Afrika.

Hingga kini, kehadiran varian Omicron telah dikonfirmasi oleh beberapa negara Eropa, Australia, Kanada, Hong Kong, Israel, Jepang, hingga Korea Selatan. Menurut WHO, varian ini memiliki sejumlah besar mutasi yang sangat mudah menular dan menimbulkan peningkatan risiko infeksi ulang kepada orang-orang yang sebelumnya telah tertular.




TERBARU

[X]
×