kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Selain Vladimir Putin, Ini 3 Kandidat Calon Presiden Rusia Lainnya


Senin, 12 Februari 2024 / 06:52 WIB
Selain Vladimir Putin, Ini 3 Kandidat Calon Presiden Rusia Lainnya
ILUSTRASI. Selain Vladimir Putin, Ini 3 Kandidat Calon Presiden Rusia Lainnya. Sputnik/Sergei Savostyanov/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pendaftaran kandidat untuk pemilihan presiden Rusia yang akan berlangsung bulan Maret mendatang telah ditutup.  

Melansir Reuters yang mengutip TASS pada Minggu (11/2/2024), ada empat kandidat capres yang terdaftar. Selain Presiden Vladimir Putin, ada tiga politisi Rusia lain yang semuanya mendukung perang Moskow di Ukraina.

Daftar tersebut tidak memasukkan kandidat anti-perang Rusia Boris Nadezhdin setelah Komisi Pemilihan Umum Pusat (CEC) melarangnya pada hari Kamis untuk mencalonkan diri. Adapun alasannya adalah CEC menemukan kelemahan dalam pengumpulan tanda tangan yang diperlukan untuk mendukung pencalonannya.

CEC menerima pendaftaran dari Vladislav Davankov, wakil ketua Duma Rusia dan anggota kaukus Rakyat Baru; Leonid Slutsky, pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDPR) ultra-nasionalis yang setia pada Kremlin; dan Nikolai Kharitonov, kandidat dari Partai Komunis.

Putin, 71 tahun, yang memilih untuk mencalonkan diri sebagai calon independen dan bukan sebagai kandidat dari partai berkuasa Rusia Bersatu dan telah menjadi pemimpin tertinggi Rusia sejak tahun 2000, diperkirakan akan dengan mudah memenangkan pemilu bulan depan.

Baca Juga: Vladimir Putin Mengaku Tak Tertarik Menyerang Negara Lain

Meskipun tidak ada yang mengira Nadezhdin, 60 tahun, yang menganggap perang Putin di Ukraina sebagai sebuah "kesalahan fatal" - akan menang, kritik tajamnya telah mengejutkan beberapa analis. Kremlin mengatakan mereka tidak melihatnya sebagai saingan serius Putin.

Nadezhdin mengatakan pada hari Kamis bahwa dia akan menantang keputusan CEC di Mahkamah Agung Rusia.

Baca Juga: Putin dan Xi Kompak Tolak Aksi Campur Tangan AS ke Negara Lain

Perang, yang disebut Kremlin sebagai “operasi militer khusus”, mendekati akhir tahun kedua. Perang tersebut telah menewaskan ribuan orang di kedua belah pihak, membuat jutaan warga Ukraina mengungsi, dan mengubah sejumlah kota dan desa menjadi puing-puing.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×