kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

Selama Juni 2025, Asing Kompak Melepas Kepemilikan Obligasi di Asia


Rabu, 16 Juli 2025 / 22:36 WIB
Selama Juni 2025, Asing Kompak Melepas Kepemilikan Obligasi di Asia
ILUSTRASI. Suasana bagian treasury di kantor pusat Bank Negara Indonesia (BNI), Jakarta, Selasa (20/5/2025). Pemerintah telah membuka penawaran instrumen investasi berbasis syariah melalui penerbitan Sukuk Negara Ritel seri SR022 hingga 18 Juni 2025. Sejumlah bank yang jadi mitra distribusi SR022 telah mematok target penjualan, seperti BNI yang menargetkan pemesanan sukuk ritel ini setidaknya minimal Rp 1 triliun. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Investor asing menarik dana dari obligasi Asia pada bulan Juni, menandai aksi jual bersih pertama dalam lima bulan terakhir. Sentimen investor tertekan oleh kekhawatiran atas tenggat tarif Amerika Serikat serta meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Data otoritas regulasi dan asosiasi pasar obligasi di India, Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Korea Selatan menunjukkan investor asing mencatat penjualan bersih senilai US$ 2,11 miliar atas obligasi lokal selama bulan tersebut.

Meski begitu, sepanjang tahun ini investor asing masih mencatat pembelian bersih senilai US$ 31,97 miliar di pasar obligasi Asia, angka tertinggi dalam enam bulan pertama sejak 2021.

Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menunda tenggat tarif baru hingga 1 Agustus, namun tetap mengumumkan penerapan tarif sebesar 25% terhadap negara mitra dagang utama di kawasan seperti Jepang dan Korea Selatan.

Baca Juga: Aliran Dana Asing Mengarah ke Surat Utang Domestik

Obligasi Indonesia mencatat arus keluar asing terbesar bulan lalu, yakni sekitar US$ 1,9 miliar tertinggi sejak November 2024. Pada Selasa (15/7), Trump mengumumkan AS akan mengenakan tarif 19% atas barang-barang dari Indonesia dalam kesepakatan perdagangan baru dengan negara Asia Tenggara tersebut.

Investor asing juga melepas obligasi Malaysia senilai US$ 1,29 miliar, obligasi Thailand US$ 883 juta, dan obligasi India US$ 717 juta selama Juni.

"Investor asing menjual aset utang dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand karena meningkatnya ketegangan geopolitik membuat mereka beralih ke aset yang lebih aman sepanjang bulan Juni," kata Khoon Goh, Kepala Riset Asia di ANZ dikutip Reuters.

Namun di tengah tren tersebut, obligasi Korea Selatan justru menarik arus masuk asing sebesar US$ 2,68 miliar, mencatatkan pembelian bersih asing untuk bulan kelima berturut-turut.

"Kami masih meyakini obligasi pemerintah lokal Asia memiliki prospek kinerja yang baik, didukung oleh sikap bank sentral yang akomodatif di tengah inflasi yang terkendali dan pertumbuhan yang moderat," ujar Nikko Asset Management dalam laporan pekan lalu.

Selanjutnya: Kejar Penambahan Jaringan, Sejahteraraya Anugrahjaya(SRAJ) Segera Rampungkan RS ke-8

Menarik Dibaca: Depo Bangunan Gelar Undian dengan Total Hadiah Rp 16 Miliar hingga 2026




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×