kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sempat bekerja sebagai sopir hingga pekerja bangunan (2)


Sabtu, 04 Mei 2019 / 09:10 WIB
Sempat bekerja sebagai sopir hingga pekerja bangunan (2)


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tri Adi

Tak banyak hal istimewa dalam kehidupan Graeme Hart. Pria kelahiran Aucland pada tahun 1955 ini konon pernah dikeluarkan dari sekolah pada usia 16 tahun. Ia kerap membolos untuk bermain ke hutan bersama teman-temannya. Meski begitu, Ia tetap mengenyam pendidikan hingga universitas. Ia sempat kerja serabutan sebelum membangun bisnis pertamanya tahun 1977. Tapi Rank Group yang ia dirikan pada 1990 membawanya menuju tangga kesuksesan.

Graeme Hart, orang paling kaya di Selandia Baru kerap luput dari bidikan media massa di negerinya. Hart memang cenderung menutup diri dari khalayak, termasuk kepada pers. Meskipun pers di Selandia Baru sejatinya memang tak terlalu memperhitungkan Hart, hingga ketika dia menjadi orang terkaya di Oceania pada 2009.

Dari situ Hart mulai dikejar-kejar pers. Apalagi ketika kekayaan bersih Hart mencapai puncaknya pada 2015 senilai US$ 12 miliar lebih. Hart bergeming, ia masih enggan banyak menampakan dirinya kepada pers. Berkat ketertutupan ini pula, latar belakang Hart jarang diketahui. Meskipun beberapa hal berhasil terungkap.

Hart lahir di kawasan Pegunungan Roskill, Auckland, Selandia Baru pada tahun 1955. Sisanya tentang hidup Hart kecil dan remaja hanya narasi yang terus menerus diulang hingga menjadi mitos.

Hart memiliki Ayah seorang radiografer, tapi lebih banyak bekerja di bidang konstruksi dengan jam kerja yang padat. Pada akhir pekan, Ayah Hart bahkan cuma dapat libur setengah hari. Sedangkan Hart diketahui pernah mengenyam pendidikan di Mt Roskill Grammar School, sebelum akhirnya ia dikeluarkan dari sekolah pada umur 16 tahun.

Beberapa artikel soal Hart menyatakan, ia kerap membolos. Alih-alih masuk sekolah pada pagi hari, ia lebih senang ke hutan untuk membangun sebuah rumah pohon bersama kawan-kawannya. Meski demikian ia diketahui tetap melanjutkan studi hingga lulus mendapatkan gelar magister administrasi bisnis di University of Otago pada 1987.

Sebelum melanjutkan studinya, Hart juga pernah menjajal beberapa pekerjaan, tak lama setelah di dikeluarkan dari sekolah. Profesi seperti supir mobil derek, sopir taksi, hingga pekerja bangunan sempat ia cicipi sebelum membangun bisnis pertamanya pada 1977. Hart memulai bisnisnya dengan membeli sejumlah mesin percetakan dan mendirikan Hart's Printing & Office Supplies.

Beberapa tahun berjalan, bisnis percetakan Hart tak punya arah. Hart's Printing & Office Supplies tercatat mengganti nama perusahaan hingga enam kali. Dia juga sempat beberapa kali mengganti segmen bisnis. Ketidakmampuan Hart menentukan bisnis perusahaannya ini yang memotivasinya melanjutkan studi hingga taraf magister. Alasan ini pula yang mendorongnya memilih jurusan Administrasi Bisnis.

Setelah lulus, beberapa hal memang menjadi lebih jernih dalam visi Hart. Dari sejumlah bisnis yang telah dijalani, salah satu yang penting ketika ia membawa perusahaan inevestasinya yakni Rank Group melantai di Bursa Saham Selandia Baru. Tujuannya cuma dua: dapat menghimpun dan publik US$ 2,75 juta, dan untuk membeli dua perusahaan investasi lainnya untuk memperkuat struktur Rank Group.

Sayang waktunya tak tepat, Bursa Saham Selandia Baru ikut terimbas kejatuhan pasar saham dunia waktu itu. Harga Rank yang ketika penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) US$ 1 per saham jatuh hingga US$ 0,3 hanya dalam waktu setahun. Namun hal ini justru membuat visi bisnis Hart makin terasah. Alih-alih menanamkan modal ke perusahaan investasi lainnya, Hart mengubah model bisnis untuk melakukan investasi riil.

Langkah pertamanya, tentu akiusisi Government Office Printing (GPO) yang fenomenal pada tahun 1990. Hart yang menderita kerugian besar setelah ambruknya saham Rank dan tidak diperhitungkan oleh kompetitor dalam lelang justru berhasil mengakuisisi GPO. Hasilnya saham Rank kembali terangkat hingga laba bersih mencapai NZ$ 10,4 juta pada tahun 1991.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×