kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sempat bekerja sebagai sopir hingga pekerja bangunan (2)


Sabtu, 04 Mei 2019 / 09:10 WIB
Sempat bekerja sebagai sopir hingga pekerja bangunan (2)


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tri Adi

Sebelum melanjutkan studinya, Hart juga pernah menjajal beberapa pekerjaan, tak lama setelah di dikeluarkan dari sekolah. Profesi seperti supir mobil derek, sopir taksi, hingga pekerja bangunan sempat ia cicipi sebelum membangun bisnis pertamanya pada 1977. Hart memulai bisnisnya dengan membeli sejumlah mesin percetakan dan mendirikan Hart's Printing & Office Supplies.

Beberapa tahun berjalan, bisnis percetakan Hart tak punya arah. Hart's Printing & Office Supplies tercatat mengganti nama perusahaan hingga enam kali. Dia juga sempat beberapa kali mengganti segmen bisnis. Ketidakmampuan Hart menentukan bisnis perusahaannya ini yang memotivasinya melanjutkan studi hingga taraf magister. Alasan ini pula yang mendorongnya memilih jurusan Administrasi Bisnis.

Setelah lulus, beberapa hal memang menjadi lebih jernih dalam visi Hart. Dari sejumlah bisnis yang telah dijalani, salah satu yang penting ketika ia membawa perusahaan inevestasinya yakni Rank Group melantai di Bursa Saham Selandia Baru. Tujuannya cuma dua: dapat menghimpun dan publik US$ 2,75 juta, dan untuk membeli dua perusahaan investasi lainnya untuk memperkuat struktur Rank Group.

Sayang waktunya tak tepat, Bursa Saham Selandia Baru ikut terimbas kejatuhan pasar saham dunia waktu itu. Harga Rank yang ketika penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) US$ 1 per saham jatuh hingga US$ 0,3 hanya dalam waktu setahun. Namun hal ini justru membuat visi bisnis Hart makin terasah. Alih-alih menanamkan modal ke perusahaan investasi lainnya, Hart mengubah model bisnis untuk melakukan investasi riil.

Langkah pertamanya, tentu akiusisi Government Office Printing (GPO) yang fenomenal pada tahun 1990. Hart yang menderita kerugian besar setelah ambruknya saham Rank dan tidak diperhitungkan oleh kompetitor dalam lelang justru berhasil mengakuisisi GPO. Hasilnya saham Rank kembali terangkat hingga laba bersih mencapai NZ$ 10,4 juta pada tahun 1991.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×