kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Senat Amerika Serikat coba blokir pengembangan senjata nuklir oleh Arab Saudi


Rabu, 13 Februari 2019 / 19:04 WIB
Senat Amerika Serikat coba blokir pengembangan senjata nuklir oleh Arab Saudi


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Senat Amerika Serikat (AS) mengusulkan resolusi atas kesepakatan produksi senjata nuklir dengan Arab Saudi pada Selasa (12/2). Resolusi tersebut adalah usul dari Jeff Merkley dan Ed Markey dari Demokrat serta Rand Paul dari Republikan.

Resolusi tersebut berisi, apabila Arab Saudi membuat kesepakatan teknologi nuklir dengan AS, maka pemerintah Arab Saudi tidak boleh memproduksi senjata nuklir. Selain itu, setiap perjanjian kerja sama nuklir sipil AS dengan Arab Saudi akan mencegah Arab Saudi dalam memperkaya uranium ataupun memproses ulang plutonium yang dibuat dalam reaktor.

Meskipun begitu, belum jelas apakah 100% anggota Senat AS menyetujui resolusi tersebut atau tidak. Jika nantinya dukungan Senat AS terhadap resolusi tersebut signifikan, maka hal itu menunjukkan adanya kekhawatiran di Kongres. Terutama terhadap kampanye pemboman yang dipimpin Arab Saudi di Yaman dan pembunuhan jurnalis asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi.

Sementara itu, pada hari yang sama, Presiden AS Donald Trump mengumpulkan para eksekutif tenaga nuklir. Pertemuan itu membahas cara untuk menjaga eskpor nuklir AS tetap kompetitif dibanding negara-negara lain, yakni Perancis, China, dan Rusia.

Pasalnya, pemerintahan Trump tengah berusaha memajukan teknologi nuklir di dalam maupun luar negeri. Maklum saja, industri ini memang mendapatkan pasokan gas alam dengan harga murah, namun menuntut biaya keamanan yang tinggi di dalam negeri.

Resolusi yang menjadi usulan beberapa pihak di dalam Senat AS dinilai bisa menekan pemerintah untuk mendorong kesepakatan dengan standar yang lebih tinggi. Dengan begitu, industri nuklir AS bisa makin bersaing.

Di sisi lain, pemerintah Arab Saudi mengatakan mereka ingin swasembada dalam produksi bahan bakar nuklir. Mereka juga bilang tidak tertarik untuk menjadikan nuklir sebagai senjata militer. Sebelumnya, Arab Saudi juga menolak untuk menyetujui perjanjian dengan AS yang mensyaratkan negara tersebut harus berhenti memproduksi uranium.

Padahal, tahun lalu, Arab Saudi memasukkan AS ke dalam daftar mitra proyek tenaga nuklir mereka. Bersama AS, ada juga Perancis, Cina, Rusia, dan perusahaan pembangkit listrik Korea (Korea Alectric Power Corporation atau KEPCO).

Rencananya, pemenang proyek dipilih tahun ini. Resolusi tersebut memang masih berupa usulan. Perusahaan pembangun reaktor nuklir Westinghouse berencana menjual teknologi nuklir kepada Arab Saudi.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×