Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Emas tampil perkasa di akhir pekan dan kembali ke atas US$ 1.800 per ons troi karena nada dovish dari sejumlah bank sentral utama terhadap suku bunga yang mengangkat permintaan untuk komoditas logam mulia yang termasuk aset safe-haven. Alhasil, di pekan ini emas sukses mencetak penguatannya.
Jumat (5/11), harga emas spot ditutup menguat 1,4% ke US$ 1.818,36 per ons troi, pulih dari penurunan 0,3% yang dipicu oleh data yang menunjukkan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Oktober lalu. Dalam sepekan, emas spot menguat 2%.
Serupa, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2021 ditutup naik 1,3% pada level US$ 1.816,80 per ons troi. Harga emas berjangka ini melesat 1,8% di minggu ini.
Reaksi terbatas terhadap data menunjukkan "terlepas dari laporan pasar tenaga kerja yang kuat, itu tidak akan mengubah apa yang ditunjukkan oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell di minggu ini," kata Edward Moya, Senior Market Analyst OANDA.
Federal Reserve pada hari Rabu (3/11) berpegang teguh pada pandangannya bahwa inflasi tinggi akan terbukti "sementara" dan kemungkinan tidak akan memerlukan kenaikan suku bunga yang cepat.
Baca Juga: Harga emas melonjak 1% karena The Fed memberi sinyal sabar untuk kenaikan suku bunga
Sokongan lanjutan bagi emas didapat setelah Bank of England mengejutkan pasar dengan mempertahankan suku bunga.
Suku bunga mendekati nol untuk memacu pertumbuhan ekonomi selama pandemi Covid-19 telah mendorong harga emas ke level tertinggi baru selama dua tahun terakhir, karena kebijakan moneter yang mudah memangkas biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Minggu ini, pengumuman bank sentral membantu emas berbalik dari kerugian di awal pekan dan berada di jalur untuk kenaikan mingguan terbaik sejak akhir Agustus sekitar 1,8%.
"Bull emas tampaknya menarik kekuatan dari sikap The Fed yang tidak tergesa-gesa dalam menaikkan suku bunga," jelas analis FXTM Lukman Otunuga. Dia menambahkan bahwa imbal hasil treasury yang lemah juga menopang kenaikan.
Imbal hasil US Treasury tenor acuan 10-tahun merosot ke level terendah dalam waktu sekitar satu bulan.
Permintaan emas fisik di India, konsumen terbesar kedua di dunia, melonjak minggu ini karena pembeli mengambil keuntungan dari sedikit penurunan harga dan membeli logam mulia selama musim festival.