Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangan terbaru Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan setidaknya 52 warga Palestina tewas, termasuk 12 orang di sebuah sekolah di Kota Gaza dan sembilan orang di area pasar yang ramai di Deir el-Balah.
Serangan ini menambah panjang daftar korban yang terus bertambah dalam konflik yang sedang berlangsung.
Upaya Diplomatik Gagal Capai Kesepakatan Gencatan Senjata
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, telah menyelesaikan tur diplomatiknya di Timur Tengah tanpa mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Blinken mendesak para pihak terkait untuk segera mencapai kesepakatan gencatan senjata, namun upaya ini belum membuahkan hasil.
Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan bahwa enam tahanan Israel yang jenazahnya ditemukan di Gaza pada hari Selasa kemungkinan besar tewas akibat kebocoran gas di sebuah terowongan selama serangan militer Israel di Khan Younis. Laporan ini menambah ketegangan di tengah situasi yang semakin memanas.
Baca Juga: Hamas: Pernyataan Joe Biden Soal Perundingan Gencatan Senjata Menyesatkan
Korban Jiwa dan Cedera
Menurut data terbaru, setidaknya 40.173 orang telah tewas dan 92.857 lainnya terluka akibat perang Israel di Gaza. Di sisi lain, diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel dalam serangan yang dipimpin oleh Hamas pada 7 Oktober, dengan lebih dari 200 orang dilaporkan ditawan.
Situasi di Gaza terus memburuk dengan meningkatnya intensitas serangan udara Israel. Di tengah upaya diplomatik yang buntu, harapan untuk segera menghentikan kekerasan ini masih belum terlihat. Penderitaan warga sipil semakin bertambah seiring dengan semakin sulitnya akses ke kebutuhan dasar dan layanan kesehatan.
Komunitas internasional terus memantau perkembangan ini dengan harapan adanya solusi damai yang dapat mengakhiri penderitaan kedua belah pihak. Namun, hingga saat ini, jalan menuju gencatan senjata dan perdamaian masih tampak jauh dari jangkauan.